Stunting: Penyebab, Ciri-ciri dan Dampaknya Terhadap Kecerdasan Anak
Stunting:
Penyebab, Ciri-ciri
dan Dampaknya Terhadap Kecerdasan Anak
Pengertian stunting adalah kondisi ketika anak mengalami keterlambatan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang anak seusianya. Tubuh pendek merupakan salah satu gejala stunting yang utama. Meski demikian, anak bertubuh pendek belum tentu mengalami stunting.
Pengertian stunting perlu dipahami oleh orang tua dan masyarakat luas agar tidak terjadi salah kaprah dalam memberikan penilaian status gizi anak. Data WHO menyebutkan bahwa di seluruh dunia ada 178 juta anak di bawah usia 5 tahun yang disinyalir mengalami hambatan pertumbuhan karena stunting.
Menurut UNICEF, anak-anak yang masuk kategori stunting yaitu anak-anak usia 0-59 bulan dengan tinggi badan di bawah minus untuk kasus sedang dan minus tiga untuk kasus kronis. Penilaian status gizi anak menggunakan Standar Deviasi (SD) yang ditentukan WHO berbentuk Grafik Pertumbuhan Anak (GPA).
Salah satu faktor penyebab stunting adalah kondisi kekurangan gizi yang berlangsung lama serta sanitasi lingkungan yang buruk. Perlu kerja sama berbagai pihak untuk secara intensif menekan kasus stunting.
Pemerintah RI menargetkan Indonesia bebas stunting dengan jumlah kasus 0% pada tahun 2030 sesuai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Guna mencapai target tersebut, Indonesia perlu mencapai penekanan angka stunting setidaknya 14% pada tahun 2024.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), jumlah kasus stunting di Indonesia tahun 2022 sebesar 21,6%. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 2,8% dibandingkan 2021. Diperlukan penurunan rata-rata sebesar 3,8% setiap tahunnya untuk mencapai target Indonesia bebas stunting 2030.
Selain memahami pengertian stunting, kenali apa saja gejala stunting dan faktor penyebabnya. Ketahui cara mencegah stunting pada bayi dan anak. Berikut ulasannya!
Gejala Stunting
Stunting merupakan kondisi yang sangat memprihatinkan dan telah menjadi masalah serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Tidak heran jika penanganan stunting menjadi salah satu fokus utama bagi Kementerian Kesehatan RI karena dampaknya yang merusak terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan anak-anak.
Mengenali gejala stunting sangat penting agar dapat melakukan penanganan lebih dini dan mencegah kasus yang lebih kronis. Berikut beberapa gejala stunting yang harus diwaspadai:
1. Anak Berbadan Lebih Pendek dari Anak Seusianya
Salah satu gejala utama stunting adalah anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek daripada anak-anak seusianya yang sehat. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan linier tubuh anak terhambat karena kekurangan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal.
2. Berat Badan Rendah
Gejala lain dari stunting adalah berat badan anak yang rendah. Anak yang mengalami stunting memiliki berat badan di bawah standar untuk usia dan tinggi badan mereka. Kekurangan gizi yang berkelanjutan menghambat akumulasi massa tubuh yang cukup, sehingga berdampak pada berat badan yang tidak mencapai titik normal.
3. Pertumbuhan Tulang Tertunda
Stunting juga menyebabkan keterlambatan pertumbuhan tulang. Anak-anak yang mengalami stunting mungkin memiliki perkembangan tulang yang terhambat, sehingga tulang tidak mencapai panjang yang optimal. Ini dapat terjadi karena kurangnya asupan nutrisi penting yang diperlukan untuk pembentukan dan penguatan tulang.
4. Proporsi Tubuh Cenderung Normal tapi Lebih Kecil dari Usianya
Gejala stunting lainnya yakni proporsi tubuh anak yang cenderung normal, tetapi ukurannya lebih kecil atau tampak lebih muda dari yang seharusnya pada usia yang sama. Ini berarti bahwa meskipun bagian tubuh seperti kepala, lengan, dan kaki dapat memiliki proporsi yang normal, ukuran keseluruhan tubuhnya tetap lebih kecil dari yang seharusnya sesuai dengan usia anak.
5. Anak Mudah Terserang Penyakit Infeksi
Anak-anak yang mengalami stunting juga cenderung lebih rentan terhadap penyakit infeksi. Stunting dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat anak lebih mudah terkena infeksi saluran pernapasan, diare, dan penyakit lainnya.
6. Perkembangan Kecerdasan Terhambat
Stunting mempengaruhi kecerdasan anak. Ketika anak mengalami stunting, pertumbuhan dan perkembangan otaknya juga terhambat. Kurangnya asupan gizi yang cukup, terutama pada periode kritis seperti dalam kandungan dan dua tahun pertama kehidupan, dapat mengganggu pembentukan jaringan otak dan koneksi saraf yang optimal.
Kondisi tersebut berdampak negatif pada kemampuan kognitif, daya ingat, pemecahan masalah, dan kemampuan belajar anak. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih rendah, kesulitan belajar, dan keterbatasan dalam meraih potensi kognitif.
Faktor Penyebab Stunting
Faktor penyebab stunting adalah hal penting yang perlu kita kenali dalam upaya memahami risiko terjadinya stunting. Memahami faktor penyebab stunting dapat membantu upaya pencegahan yang dilakukan untuk mewujudkan Indonesia bebas stunting.
Melansir laman Kementerian Kesehatan RI, faktor penyebab stunting antara lain:
1. Kekurangan Gizi Kronis dalam Waktu Lama
Salah satu faktor utama penyebab stunting yaitu kekurangan gizi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Ketika anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, seperti protein, vitamin, mineral, dan zat besi, tubuhnya tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang optimal.
2. Retardasi Pertumbuhan Intrauterin
Retardasi pertumbuhan di dalam kandungan juga dapat menjadi penyebab stunting. Saat janin masih dalam tahap perkembangan, pasokan nutrisi yang tidak mencukupi atau masalah kesehatan ibu seperti hipertensi atau infeksi dapat mengganggu pertumbuhan normal janin dan menyebabkan keterlambatan dalam pertumbuhan fisik.
3. Perubahan Hormon yang Dipicu Stres
Stres memiliki pengaruh yang kuat terhadap pertumbuhan anak. Ketika ibu hamil atau anak mengalami stres, perubahan hormon dapat terjadi dalam tubuh. Hormon yang terganggu akibat stres dapat menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan normal.
4. Sanitasi Lingkungan yang Buruk
Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk juga berkontribusi terhadap stunting. Terbatasnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang tidak memadai dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan yang sering terjadi pada anak. Infeksi ini mempengaruhi penyerapan nutrisi dan mengganggu pertumbuhan anak.
5. Sering Terserang Infeksi di Awal Kehidupan Anak
Anak-anak yang sering mengalami infeksi pada tahap awal kehidupan mereka rentan terhadap stunting. Infeksi saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan penyakit lainnya dapat mengganggu nafsu makan, mengurangi penyerapan nutrisi, dan menghambat pertumbuhan yang optimal.
Cara Mencegah Stunting
Guna menekan kasus stunting di Indonesia, penting untuk melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga medis, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. Kementerian Kesehatan RI telah mengidentifikasi beberapa strategi penting dalam mencegah stunting.
Berikut ini beberapa cara mencegah stunting yang bisa kita ikuti:
1. Peningkatan Gizi pada Masa Kehamilan
Ibu hamil perlu memperoleh nutrisi yang cukup dan seimbang, termasuk protein, zat besi, vitamin, mineral, dan asam folat. Peningkatan asupan gizi selama kehamilan dapat membantu memastikan pertumbuhan janin yang optimal.
2. Pemberian ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber gizi terbaik bagi bayi. Kementerian Kesehatan RI mendorong praktik pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan. ASI mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi serta melindungi mereka dari infeksi.
3. Pemberian MP-ASI yang Tepat
Setelah bayi mencapai usia 6 bulan, diperlukan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat. MP-ASI harus diperkenalkan secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan gizi bayi. Penting untuk memperhatikan pedoman mengenai jenis makanan yang tepat dan cara penyajian MP-ASI.
4. Perbaikan Sanitasi Lingkungan dan Akses Air Bersih
Memperbaiki sanitasi lingkungan dan akses terhadap air bersih sangat penting dalam mencegah infeksi dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan anak. Kita perlu mendorong pembangunan fasilitas sanitasi yang memadai dan peningkatan akses terhadap air bersih di masyarakat.
5. Pendidikan Kesehatan dan Kesadaran Masyarakat
Pendidikan kesehatan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik, praktik pemberian ASI, serta sanitasi lingkungan yang baik berperan penting untuk mencegah stunting. Diperlukan program penyuluhan dan kampanye masif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan stunting.
Dengan upaya yang terkoordinasi dan komprehensif, kita dapat bergerak menuju masyarakat yang bebas dari stunting. Sehingga terbuka peluang yang lebih baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak serta menciptakan masa depan yang lebih cemerlang.