Peran Orang Tua dalam Mendukung 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

21 April 2025|Artikel|Bagikan :

Kebiasaan sehat anak seperti bangun pagi, olahraga, dan menerapkan pola makan sehat anak perlu dibentuk sejak dini. Kebiasaan yang telah menjadi rutinitas sehari-hari sejak mereka kecil akan menjadi investasi berharga bagi kesehatan dalam jangka panjang. 

Bukan hanya meningkatkan kesehatan fisik, gaya hidup sehat anak juga berpengaruh pada pembentukan karakter dan kesehatan mental anak. Di sinilah peran orang tua dalam kesehatan anak menjadi sangat penting. 

Masa tumbuh kembang bukan sekadar soal tinggi badan dan berat ideal, melainkan juga tentang bagaimana anak belajar mengenali diri, membangun kebiasaan baik, dan mengelola emosinya. Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) secara resmi meluncurkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat pada 27 Desember 2024 di Jakarta. 

Program tersebut dirancang sebagai bagian dari upaya membangun karakter anak melalui kebiasaan sederhana namun berdampak luas, seperti bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur tepat waktu. Tujuh kebiasaan ini dipilih untuk membentuk fondasi perilaku yang konsisten dan relevan dengan tantangan kehidupan anak-anak di era modern.

Mulai tahun 2025, seluruh satuan pendidikan dari jenjang PAUD hingga SMA akan mulai mengintegrasikan gerakan ini ke dalam kegiatan harian. Namun, kesuksesannya tak bisa diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Panduan resmi yang disiapkan Kemendikdasmen juga ditujukan untuk para orang tua agar dapat berperan aktif di rumah.

Apa saja yang perlu dilakukan orang tua untuk membentuk kebiasaan sehat anak? Berikut panduan bagi orang tua dalam mendukung 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.

1. Bangun Pagi

Tak sedikit orang tua yang mengalami drama pagi hari, seperti anak susah bangun, terburu-buru sarapan, dan akhirnya berangkat sekolah tanpa semangat. Padahal, kebiasaan bangun pagi bukan hanya soal waktu, tapi soal ritme hidup yang sehat dan tertata. 

Anak yang terbiasa bangun lebih awal cenderung lebih tenang, lebih siap belajar, dan tidak rentan mengalami stres akibat terburu-buru. Orang tua bisa mulai dengan menata waktu tidur anak, mematikan lampu lebih awal, serta membatasi gawai menjelang malam. Menyiapkan aktivitas pagi yang menyenangkan seperti sarapan favorit atau jalan kaki bersama juga bisa menjadi motivasi tambahan. berolahraga bersama bisa menjadi salah satu kegiatan mendukung 7 kebiasaan anak indonesia hebat

Tentu tidak semua anak bisa langsung menyesuaikan diri. Anak yang aktif di malam hari atau punya kesulitan tidur bisa mulai dengan perubahan kecil. Misalnya, memajukan waktu tidur lima hingga sepuluh menit setiap malam. Perubahan ritme tidur tidak bisa dipaksakan dalam semalam, tapi bisa dibentuk dengan kebiasaan yang konsisten.

2. Beribadah

Dalam proses tumbuh-kembang, kegiatan spiritual ini menjadi titik temu antara nilai-nilai keluarga dan kehidupan sosial anak. Ibadah bersama, walau sebentar, bisa menguatkan bonding antara orang tua dan anak tanpa perlu banyak kata.

Orang tua tak harus menuntut anak langsung khusyuk atau paham makna ibadah sepenuhnya. Yang dibutuhkan justru adalah pendekatan lembut dan konsisten. Ajak mereka ikut dalam aktivitas keagamaan harian, beri ruang bertanya, dan sampaikan nilai-nilai ibadah dengan bahasa yang dipahami. Anak-anak jauh lebih mudah menyerap ketika merasa dihargai dan tidak dihakimi.

Jika anak mulai menunjukkan resistensi, misalnya menolak diajak salat atau tampak bosan, jangan buru-buru memarahi. Bisa jadi mereka hanya belum memahami maknanya atau belum merasa memiliki hubungan personal dengan aktivitas itu. Ubah pendekatan, ceritakan kisah, dan libatkan mereka dalam memilih bacaan atau doa. Orang tua juga dapat memberi reward sederhana. 

3. Berolahraga

Anak-anak butuh bergerak, berlari, memanjat, atau menari sebagai bagian dari tumbuh-kembang motorik dan emosional mereka. Bahkan, kebiasaan olahraga berkontribusi besar terhadap kesehatan mental anak yang membantu mengelola stres, kecemasan, dan emosi.

Namun membentuk kebiasaan ini tak selalu mudah, apalagi di tengah jadwal sekolah yang padat dan distraksi gawai. Solusinya adalah libatkan diri. Tak perlu aktivitas berat, orang tua cukup mengajak anak berjalan sore keliling komplek, bersepeda bersama di akhir pekan, atau bahkan senam ringan dengan mengikuti video. 

Jika anak terlanjur enggan bergerak, jangan langsung memaksa. Amati minat mereka, apakah lebih suka permainan kompetitif atau kegiatan yang bersifat bebas? Kadang, anak hanya perlu teman untuk memulai. Mengajak tetangga sebaya, mengikuti komunitas olahraga anak, atau ikut kelas online bersama bisa membuka jalan. 

4. Makan Sehat dan Bergizi

Setiap orang tua tentu ingin anaknya tumbuh kuat dan cerdas. Tapi keinginan ini sering berbenturan dengan realita anak pilih-pilih makanan, suka camilan manis, atau malas makan sayur. Di sinilah kebiasaan makan sehat bukan hanya soal nutrisi, tapi juga soal pola asuh, komunikasi, dan konsistensi sejak dini.

Peran orang tua dalam kesehatan anak sangat strategis, terutama dalam membentuk pola makan sehat anak. Alih-alih hanya melarang atau mengatur, libatkan anak dalam prosesnya. Ajak mereka ikut berbelanja bahan makanan, memilih lauk sehat, bahkan membantu menyiapkan makanan di dapur. 

Anak cenderung lebih antusias menyantap makanan yang mereka bantu siapkan. Sajikan makanan dengan tampilan menarik dan rasa familiar untuk mempermudah adaptasi. Masalah klasik seperti “anak tidak mau makan sayur” sebenarnya bisa diatasi dengan pendekatan kreatif. Sayur bisa diolah dalam bentuk nugget, smoothie, atau dikombinasikan dalam menu favorit mereka. makan makanan sehat merupakan salah satu dari 7 kebiasaan anak indonesia hebat

5. Gemar Belajar

Tak semua anak terlahir suka duduk membaca atau mengerjakan tugas sekolah. Namun, minat belajar bisa dibentuk. Bukan melalui paksaan, tapi lewat pengalaman positif, rasa ingin tahu, dan lingkungan yang mendukung. 

Orang tua bisa menciptakan suasana belajar yang fleksibel dan sesuai dengan karakter anak. Misalnya, bagi anak yang aktif, belajar bisa dilakukan sambil bergerak atau lewat media visual. Untuk anak yang cenderung reflektif, waktu tenang di malam hari bisa jadi waktu terbaik. 

Variasi media juga penting, sediakan buku cerita, eksperimen sederhana, atau bahkan belajar dari alam sekitar saat berjalan-jalan. Ketika anak mulai enggan belajar, jangan langsung menganggap mereka malas. Coba selidiki, apakah materinya terlalu sulit? Apakah ada tekanan yang membuat mereka cemas? Belajar akan lebih menyenangkan ketika anak merasa dihargai.

6. Bermasyarakat

Dunia anak bukan hanya soal keluarga dan sekolah. Mereka juga butuh belajar hidup bersama orang lain dan menjadi bagian dari komunitas yang saling membantu dan menghargai perbedaan. Kebiasaan bermasyarakat membentuk anak menjadi pribadi yang empatik, terbuka, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosialnya.

Orang tua punya peran vital dalam memperkenalkan nilai-nilai ini. Ajak anak menyapa tetangga, ikut kegiatan RT, atau membantu orang tua berdonasi barang bekas. Aktivitas sederhana ini memperluas wawasan sosial anak dan menanamkan nilai bahwa kebaikan kecil bisa berdampak besar.

Untuk anak yang cenderung pendiam atau individualis, mulailah dari ruang aman. Undang teman bermain di rumah, ikut komunitas kecil, atau melibatkan mereka dalam kegiatan keluarga. Lambat laun, anak akan merasa nyaman berada di tengah masyarakat. Dan dari sanalah, karakter tangguh dan inklusif itu tumbuh.

7. Tidur Cepat

Tidur berkualitas dapat membantu anak menyerap pelajaran, memperbaiki suasana hati, dan menjaga sistem imun. Sebaliknya, kurang tidur berulang bisa menurunkan daya tahan tubuh dan mengganggu kesehatan mental anak dalam jangka panjang.

Membiasakan tidur lebih awal tidak bisa dilakukan hanya dengan menyuruh. Orang tua harus membangun rutinitas malam hari yang menenangkan. Misalnya, mematikan lampu terang, membacakan buku cerita, atau mengurangi aktivitas fisik satu jam sebelum tidur. 

Jika anak terbiasa tidur larut karena belajar atau bermain gawai, orang tua perlu bijak mengatur ulang prioritas harian. Komunikasikan pentingnya istirahat dan bantu mereka mengelola waktu agar semua aktivitas tetap seimbang. 

Peran orang tua dalam kesehatan anak sangatlah penting. Setiap usaha kecil untuk mendukung kebiasaan positif akan membentuk masa depan. Dengan keteladanan dan kasih sayang, orang tua membantu anak tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan peduli.