!-- Meta Pixel Code -->
hero

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

12 February 2024 |Artikel

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

 

5 Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan upaya penting dalam membangun fondasi yang kuat bagi generasi masa depan. Karakter sebagai poros pendidikan memegang peran sentral dalam membentuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang membentuk pribadi secara keseluruhan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sejak tahun 2016 sebagai upaya konkret dalam mendidik penerus bangsa. Sesuai arahan Presiden, pendidikan karakter di tingkat dasar diberikan porsi yang lebih besar dibandingkan pendidikan akademik. 

Sekolah dasar diberikan porsi sebesar 70 persen, sedangkan sekolah menengah pertama sebesar 60 persen dari keseluruhan kurikulum. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter merupakan fondasi dan inti dari pendidikan.

Melalui revisi Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2008 menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017, Kemdikbud mendorong para guru untuk mengubah paradigma mereka. Para guru diharapkan tidak hanya mencerdaskan siswa secara akademis, tetapi juga membentuk karakter positif siswa agar menjadi generasi emas Indonesia. 

Menurut pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017, pemenuhan beban kerja guru dapat dilakukan melalui ekuivalensi beban kerja tugas tambahan. Kegiatan di luar kelas yang terkait dengan pembelajaran juga dapat dihitung dalam jam tatap muka. 

Contoh pendidikan karakter dapat diintegrasikan melalui pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler di sekolah. Termasuk kerja sama  dengan komunitas di luar lingkungan pendidikan.

Dengan memperkuat pendidikan karakter, kita mempersiapkan generasi yang mampu menghadapi berbagai tantangan dengan sikap yang terpuji dan kepribadian yang kokoh. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa saja dimensi pengolahan karakter serta nilai utama karakter prioritas PPK. 

pendidikan karakter bisa diajarkan melalui kelas tatap muka oleh guru

4 Dimensi Pengolahan Karakter

Merangkum laman resmi Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI, Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi mental (GNRM). Gerakan ini memerlukan dukungan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Penguatan Pendidikan Karakter tidak hanya menitikberatkan pada literasi atau olah pikir, tetapi juga pada aspek olah hati (etik), olah rasa (estetik), dan olah raga (kinestetik). Keempat dimensi ini saling terkait dan saling melengkapi dalam proses pengolahan karakter. Berikut penjelasannya:

1. Olah Pikir (Literasi)

Dimensi pertama mencakup pengembangan pemikiran yang kritis, analitis, dan kreatif. Melalui literasi, siswa diajarkan untuk memahami, menganalisis, dan mengevaluasi informasi secara rasional. Literasi juga mencakup kemampuan untuk memecahkan masalah, membuat keputusan yang tepat, dan mengembangkan pola pikir yang terbuka terhadap berbagai perspektif.

2. Olah Hati (Etik dan Spiritual)

Dimensi ini menekankan pada pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan spiritualitas siswa, termasuk pendidikan budi pekerti. Pelajaran budi pekerti adalah bagian dari kurikulum yang mengajarkan nilai-nilai moral dan perilaku baik kepada siswa untuk membantu mereka berinteraksi positif dengan lingkungan sekitar.

Melalui pengolahan karakter dalam dimensi ini, siswa diajarkan untuk mengembangkan kesadaran diri dan empati. Siswa juga dididik untuk memiliki rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain, serta memiliki integritas moral yang kokoh.

3. Olah Rasa (Estetik)

Dimensi estetik mengarah pada apresiasi terhadap keindahan dan seni dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pengolahan karakter dalam dimensi ini, siswa dilatih untuk mengembangkan rasa estetika, memahami nilai-nilai seni dan keindahan, serta menghargai beragam ekspresi budaya dan kreativitas.

4. Olah Raga (Kinestetik)

Dimensi kinestetik menekankan pentingnya aktivitas fisik dan kesehatan dalam pembentukan karakter. Melalui olahraga dan kegiatan fisik lainnya, siswa diajarkan untuk mengembangkan kedisiplinan, ketahanan mental dan fisik, kerjasama tim, serta nilai-nilai sportivitas.

Nilai Utama Karakter Prioritas PPK

5 Penguatan Pendidikan Karakter merujuk pada strategi utama dalam pembentukan nilai-nilai moral dan etika siswa. Gerakan Penguatan Pendidikan karakter (PPK) menjadi sebuah misi penting bagi lembaga pendidikan untuk menghasilkan pribadi yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki integritas moral yang tinggi.

pendidikan karakter adalah pondasi pendidikan indonesia

Nilai utama karakter yang menjadi prioritas pada Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter antara lain:

1. Religius

Penguatan nilai religius dalam pendidikan karakter mengacu pada upaya untuk memperkuat keyakinan dan praktik keagamaan pada siswa. Sekolah dapat memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai agama, mengajarkan praktik ibadah, dan mendorong pengembangan spiritualitas. 

Contoh pendidikan karakter untuk meningkatkan nilai religius antara lain dengan menyelenggarakan pelajaran agama, mengadakan kegiatan keagamaan seperti doa bersama dan pengajian. Serta mendorong siswa untuk mengaplikasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

2. Nasionalis

Penguatan nilai nasionalis dalam pendidikan karakter bertujuan untuk membangun rasa cinta dan kesetiaan terhadap negara. Termasuk penghargaan terhadap budaya dan identitas nasional. 

Sekolah dapat mengintegrasikan pembelajaran sejarah, budaya, dan kebangsaan dalam kurikulum, serta mengadakan kegiatan yang memperkuat rasa kebangsaan. Contoh dari penguatan nilai nasionalis adalah upacara bendera, pengajaran tentang pahlawan nasional, lagu kebangsaan, dan partisipasi dalam kegiatan peringatan hari-hari besar nasional.

3. Gotong Royong

Penguatan nilai gotong royong dalam pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk sikap kerjasama, tolong-menolong, dan kepedulian terhadap sesama dalam masyarakat. Sekolah dapat mendorong partisipasi siswa dalam kegiatan-kegiatan gotong royong. 

Contoh pendidikan karakter untuk penguatan nilai gotong royong di antaranya membersihkan lingkungan sekolah bersama-sama, mengunjungi panti asuhan untuk berbagi dengan anak-anak kurang beruntung, dan membantu teman yang sedang kesulitan.

4. Integritas

Penguatan nilai integritas dalam pendidikan karakter berfokus pada pembentukan prinsip moral yang kuat, kejujuran, dan konsistensi dalam perilaku siswa. Sehingga siswa dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

Sekolah dapat memberikan contoh yang baik dan memfasilitasi diskusi, serta menghargai tindakan-tindakan yang mencerminkan integritas. Contoh dari penguatan nilai integritas adalah memberikan penghargaan kepada siswa yang menunjukkan kejujuran, mengutamakan kejujuran dalam ujian dan tugas sekolah, serta menegakkan aturan-aturan sekolah secara adil dan konsisten. 

5. Mandiri

Penguatan nilai mandiri dalam pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk mengambil inisiatif, mengelola diri sendiri, dan bertanggung jawab atas tindakan dan keputusannya. Sekolah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan mandiri melalui proyek-proyek mandiri.

Contoh dari penguatan nilai mandiri di antaranya memberikan tugas-tugas yang membutuhkan pemecahan masalah mandiri, memberikan kesempatan untuk mengatur waktu dan tanggung jawab dalam tugas-tugas sekolah, serta memberikan kesempatan untuk membuat keputusan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

penguatan pendidikan karakter merupakan salah satu kurikulum dari kementrian pendidikan saat ini

5 Penguatan Pendidikan Karakter menempatkan fokus utamanya pada struktur program, kurikulum, dan struktur kegiatan yang didesain untuk memperkuat nilai-nilai karakter pada setiap tingkatan pendidikan. Ini melibatkan penyusunan program yang terintegrasi, pengembangan kurikulum yang mencakup aspek karakter, serta penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang menguatkan karakter di sekolah. 

Selain itu, basis gerakan PPK terdiri dari tiga pilar utama, yaitu basis kelas, basis budaya sekolah, dan basis masyarakat. Melalui kerjasama yang erat antara ketiga basis ini, gerakan PPK memiliki potensi besar untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang memberdayakan dan membentuk karakter generasi penerus yang tangguh dan beretika.

Dengan demikian, PPK bukan hanya sebuah gerakan, tetapi sebuah komitmen bersama untuk mempersiapkan generasi masa depan yang berkualitas dan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Sebagai bagian dari masyarakat, dukungan kita sangat penting dalam kesuksesan program ini.

Baca Juga Artikel Lainnya