!-- Meta Pixel Code -->
hero

Menyemai Harapan Pejuang Kanker Cilik

8 February 2021 |Berita Terbaru

MENYEMAI HARAPAN, TUMBUHKAN KECERIAAN PEJUANG KANKER CILIK

Berdasarkan data WHO, kanker merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia dengan 400 ribu kasus baru dan 230 ribu kematian pada tahun 2020, seperti dilansir dari gatra.com.

Di seluruh dunia, kanker merupakan penyebab kematian kedua tertinggi. Namun, menurut jurnal penelitian The Lancet, angka kematian akibat penyakit ini diperkirakan dapat segera naik ke peringkat pertama, menyalip angka kematian akibat penyakit kardiovaskular.

APA ITU KANKER?

Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh. Pertumbuhan sel abnormal ini dapat merusak sel normal di sekitarnya dan juga bagian tubuh yang lain.

Kanker sering menyebabkan kematian karena umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala pada awal perkembangannya, sehingga baru terdeteksi dan diobati setelah mencapai stadium lanjut.

DATA KANKER DI SELURUH DUNIA

Menurut data WHO, setiap tahun jumlah penderita kanker di seluruh dunia meningkat sekitar 6,25 juta orang. Sementara pada usia anak, terdapat 110-130 kasus per satu juta anak setiap tahun.

Data statistik resmi dari IARC (International Agency for Research on Cancer) WHO atau disebut juga Badan Internasional untuk Penelitian Kanker memperkirakan bahwa 80% anak terdiagnosa kanker berasal dari negara berkembang. Dan hanya 20% diantaranya yang dapat bertahan hidup.

CCI (Childhood Cancer International) menyatakan bahwa lebih dari 100.000 anak dengan kanker meninggal setiap tahun. Itu sekitar 250 anak setiap hari atau 10 anak meninggal karena kanker dalam setiap satu jam. Diperkirakan dalam 10 tahun ke depan, akan ada 9 juta kematian karena kanker.

DATA KANKER ANAK DI INDONESIA

Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 11.000 kasus kanker anak setiap tahun, dengan 650 kasus kanker anak/tahun di Jakarta dan sekitarnya. Sebagian besar berasal dari keluarga tak mampu.

Menurut Sistem Registrasi Kanker di Indonesia (SriKanDI) tahun 2005-2007, perkiraan angka kejadian kanker anak (0-17 tahun) sebesar 9 per 100.000 anak, atau di antara 100.000 anak terdapat 9 anak yang menderita kanker. Pada anak usia 0-5 tahun angka kejadiannya lebih tinggi yaitu 18 per 100.000 anak, sedangkan pada usia 5-14 tahun terdapat 10 per 100.000 anak.

Berbeda dengan kanker pada orang dewasa, kanker pada anak lebih sulit diketahui karena anak-anak pada umumnya belum mampu untuk mengemukakan apa yang dirasakan. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti faktor risiko dan penyebab kanker pada anak. Namun, kanker diduga merupakan interaksi dari 4 faktor, yaitu genetik, zat kimia, virus, dan radiasi.

Jumlah kanker anak sekitar 3%-5% dari keseluruhan penyakit kanker, namun menjadi penyebab kematian kedua terbesar pada anak di rentang usia 5-14 tahun. Setiap tahun lebih dari 175.000 anak di dunia didiagnosis kanker, dan diperkirakan 90.000 di antaranya meninggal dunia. Angka kematian akibat kanker anak mencapai 50-60 persen karena umumnya penderita datang terlambat atau sudah dalam stadium lanjut akibat gejala kanker yang sulit terdeteksi.

HARAPAN BAGI PEJUANG KANKER CILIK DI KAWASAN TANGERANG, BANTEN

Vonis kanker bagi anak usia di bawah 16 tahun tentunya merupakan sebuah hal berat, tidak hanya bagi anak tapi juga bagi orang tua. Terapi dan pengobatan harus rutin dilakukan dalam rentang waktu panjang dan tanpa kepastian akan waktu kesembuhan.

RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kabupaten Tangerang, Banten, merupakan salah satu rumah sakit untuk pelaksanaan terapi bagi penderita kanker anak. Bagi keluarga pejuang kanker yang harus bolak balik mengantarkan anak menjalani perawatan, tentunya membutuhkan biaya tinggi untuk operasional.

Bagi pejuang kanker cilik yang berasal dari keluarga pra sejahtera, biasanya tidak mampu membayar biaya penginapan. Bahkan, untuk makan dan minum pun diatur agar bekal tidak cepat habis. Terhadap keluarga pejuang kanker cilik yang memiliki kondisi seperti itu, pihak RSUD menganjurkan agar mendatangi rumah singgah Yayasan Amaryllis Kirana.

Rumah Singgah Amaryllis Kirana merupakan rumah singgah yang berada dalam naungan Yayasan Amaryllis Kirana. Rumah singgah ini ditujukan untuk pejuang kanker cilik dan hemophilia yang melakukan pengobatan dan rawat jalan di RSUD Kabupaten Tangerang, Banten.

Para pejuang kanker cilik yang singgah di sini kebanyakan berasal dari daerah Banten dan memilki kemampuan terbatas untuk melakukan pengobatan yang membutuhkan mobilitas tinggi. Oleh karena itu, untuk menghemat jarak, biaya, serta memudahkan adik-adik pejuang kanker cilik ini menjalani pengobatan, Rumah Singgah Amaryllis Kirana membuka pintu seluas-luasnya bagi mereka.

Setiap minggunya ada sekitar 30 anak beserta keluarganya singgah. Meski biaya pengobatan pasien kanker sebagian sudah ditanggung BPJS, namun hal itu tidak termasuk biaya operasional. Selain itu, ada beberapa jenis obat yang harus mereka beli sendiri dan tidak ditanggung oleh BPJS. Untuk itu, Yayasan Amaryllis Kirana juga memfasilitasi para pejuang kanker cilik dengan menyediakan obat-obatan tersebut.

Meski Rumah Singgah Amaryllis Kirana sejak tahun 2017 sudah mendapatkan izin menempati bangunan milik pemerintah, namun pemerintah tidak memberikan bantuan dana untuk kegiatan dan operasional mereka. Rumah Singgah ini bisa bertahan sampai sekarang berkat donasi dari komunitas dan orang-orang baik yang peduli dengan para pejuang kanker cilik.

Namun, hal itu masih belum cukup untuk memfasilitasi seluruh penghuni rumah singgah yang setiap hari terus bertambah. Menurut pengurus, tidak kurang dari Rp 7,5 juta diperlukan setiap bulannya untuk kebutuhan operasional rumah singgah.

KOLABORASI YAYASAN AMARYLLIS KIRANA DENGAN YAYASAN BANGUN KECERDASAN BANGSA

Dalam rangka bulan kanker dimana terdapat Hari Kanker Sedunia pada 4 Februari dan Hari Kanker Anak pada 15 Februari, Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap para pejuang kanker cilik.

Saat ini ada sekitar 498 anak yang tercatat di Yayasan Amaryllis Kirana, rata-rata berusia di bawah 12 tahun, bahkan tak sedikit pula yang usianya masih di bawah 5 tahun. Para pejuang kanker ini tidak pernah dikenakan biaya sedikit pun.

Satu hal yang cukup penting dilakukan untuk para pejuang kanker cilik ialah pendampingan. Hal itu yang dilakukan oleh para pengurus Yayasan Amaryllis Kirana.

“Di dalam perawatan kita rangkul, karena kan yang menjadi persoalan keluarga pasien ketika anaknya di vonis, mereka galau mereka penuh dengan kecemasan sedih dan segala macem, nah untuk menghilangkan kegalauan itu kita rangkul kita berikan motivasi dan semangat, enggak ada penyakit yang enggak ada obatnya, asal kita sabar tabah ya insyallah sembuh,” ucap Asep, Ketua Pengurus Yayasan Amaryllis.

Pada hari Sabtu, 27 Februari 2021, YBKB akan membantu merangkul dengan berbagi keceriaan kepada adik-adik pejuang kanker cilik yang berada di Yayasan Amaryllis Kirana dengan mengadakan sesi dongeng.

Selain sesi dongeng, adik-adik pejuang kanker cilik juga akan menerima berbagai mainan edukatif dan donasi buku bacaan. Selain itu, santunan biaya pengobatan dan bantuan biaya pengobatan orang tua juga akan disalurkan oleh YBKB.

Mari berdonasi bersama dan kita bantu adik-adik pejuang kanker cilik ini!

There is a ‘can’ in ‘cancer’ and we can share hope and happiness to them!

Baca Juga Artikel Lainnya