!-- Meta Pixel Code -->
hero

Marhaban ya Ramadan Artinya Apa?

6 March 2024 |Artikel

Marhaban ya Ramadan,

Artinya Apa?

 

Marhaban ya Ramadan adalah ucapan yang sering terdengar menjelang bulan suci Ramadan. Lebih dari sekadar formalitas, marhaban ya Ramadan artinya ungkapan yang menggambarkan kegembiraan dan kehangatan dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadan.

Kegembiraan tersebut karena banyaknya kemuliaan, berkah, dan keutamaan pada bulan Ramadhan. Kabar gembira mengenai datangnya Ramadhan sebagaimana dalam hadits berikut:

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/385). Dinilai shahih oleh Al-Arna’uth dalam Takhrijul Musnad 8991).

Ramadan adalah bulan penuh berkah. Umat Muslim di seluruh dunia melakukan ibadah puasa dengan menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Kita juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah selama Ramadan.

Terdapat banyak keutamaan beribadah pada bulan Ramadan. Oleh karenanya, kita perlu melakukan persiapan menyambut Ramadan, baik secara fisik maupun spiritual. Termasuk tradisi maaf memaafkan sebelum Ramadan yang mencerminkan ikatan persaudaraan yang dijunjung tinggi dalam ajaran Islam.

Sebenarnya, apa sih pengertian marhaban ya Ramadan dan apa hukum mengucapkannya? Berikut penjelasannya!

Pengertian Marhaban ya Ramadan

Marhaban ya Ramadan adalah ungkapan yang melambangkan selamat datang dan kesediaan untuk menyambut bulan suci Ramadan dengan hati yang terbuka dan lapang. Namun, pengertian marhaban ya Ramadan mengandung makna yang lebih dalam dari sekadar ungkapan sapaan "Selamat Datang Ramadan". 

Marhaban ya Ramadan merupakan kalimat bahasa Arab yang terdiri dari dua kata yakni Marhaban dan Ramadan. Menurut pemikiran Quraish Shihab dalam karyanya yang berjudul Lentera Hati, kata "marhaban" memiliki akar kata rahb yang berarti 'luas' atau 'lapang'. 

Tadarus Al Quran merupakan salah satu aktivitas yang disukai saat bulan suci Ramadan

 

Dari sinilah, ungkapan Marhaban ya Ramadan mengandung makna menyambut bulan suci ini dengan hati yang terbuka, memberikan ruang bagi perbaikan jiwa, dan mengambil hikmah untuk memperbaiki diri. Marhaban ya Ramadan artinya juga mengandung konsep kelapangan dalam menyambut bulan suci ini. 

Umat Muslim disarankan untuk menyambutnya tanpa kekesalan atau ketidaksenangan. Sebaliknya, kita dihimbau untuk menyambutnya dengan gembira, tanpa rasa terkekang atau terbatasi oleh rasa negatif. Kegembiraan dalam menyambut bulan Ramadan merupakan salah satu tanda keimanan bagi seorang Muslim.

Sebaliknya, jika tidak ada perasaan gembira atau kegembiraan yang dirasakan, seorang Muslim seharusnya khawatir akan kondisi spiritualnya. Ketidakpedulian atau ketidaktertarikan terhadap kedatangan bulan Ramadan bisa menyebabkan terlewatnya banyak kebaikan dan karunia dari Allah SWT.

“Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus: 58).

Dalam konteks penggunaan kata "marhaban", terdapat dua makna. Pertama, makna menyambut dengan gembira dan kesiapan untuk memperbaiki diri sebagai persiapan menuju Allah SWT. Kedua, memberikan ruang bagi pertumbuhan spiritual dan perbaikan jiwa bagi umat Muslim sebagai bagian dari persiapan menyambut bulan Ramadan.

Marhaban ya Ramadan bukan sekadar ucapan sapaan atau selamat datang, tetapi juga sebuah panggilan untuk menyambut bulan suci ini dengan hati yang terbuka, dan semangat perbaikan diri.  Semua persiapan menyambut Ramadan dilakukan untuk memperdalam hubungan kita dengan Allah SWT. 

Hukum Mengucapkan Marhaban ya Ramadan

Dalam Islam, hukum mengucapkan marhaban ya Ramadan atau ucapan selamat lainnya pada dasarnya termasuk dalam kategori kebiasaan manusia atau bab al-'adaat. Dalam kebanyakan kasus, kebiasaan seperti ini diperlakukan sebagai mubah, yang berarti bahwa secara prinsip, tindakan tersebut diperbolehkan dalam Islam. 

Penting untuk diingat bahwa status hukum mubah ini dapat berubah tergantung pada konteks dan dalil yang ada. Sebagian besar dari ucapan selamat ini adalah bagian dari budaya untuk menyambut momen-momen penting seperti Ramadan.

Dalam ajaran Islam, tradisi dan kebiasaan yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama atau syariat diperbolehkan. Ini berarti bahwa kegiatan seperti memberi ucapan selamat, termasuk "Marhaban ya Ramadan", tidak dianggap sebagai bentuk ibadah yang diharuskan atau sunnah, tetapi lebih sebagai ekspresi sosial dan budaya yang diizinkan dalam Islam. 

Sebagian besar ulama sepakat bahwa dalam konteks ini, tidak ada larangan syariat yang spesifik yang mengharamkan ucapan selamat semacam itu. Namun, ucapan selamat atau "Marhaban ya Ramadan" tidak terletak pada aspek ritual atau keagamaannya. Melainkan pada sikap dan niat yang ada di baliknya. 

Ucapan selamat tersebut mencerminkan rasa syukur atas datangnya bulan Ramadan dan sikap terbuka serta penerimaan terhadap berkah yang dibawa oleh bulan suci ini. Termasuk kebiasaan maaf memaafkan sebelum Ramadan agar kita bisa memasuki bulan Ramadan dengan hati yang lebih bersih.

Dalam pandangan sebagian besar ulama, memberi ucapan selamat pada bulan Ramadan atau momen-momen lainnya tidak hanya diperbolehkan, tetapi juga dapat membawa kebaikan. Ucapan tersebut dapat mempererat hubungan sosial antar sesama Muslim, memperkuat ikatan kebersamaan dalam komunitas, serta meningkatkan semangat dan kegembiraan dalam menjalani ibadah selama bulan suci. 

Oleh karena itu, selama ucapan selamat tersebut tidak mengandung unsur-unsur yang bertentangan dengan ajaran agama atau moralitas Islam, umat Muslim diperbolehkan untuk melanjutkan tradisi tersebut dengan niat yang baik dan penuh keberkahan.

Contoh Ucapan Menyambut Ramadan dalam Bahasa Arab

Menyampaikan ucapan-ucapan dalam Bahasa Arab saat menyambut Ramadan merupakan bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai spiritual dan kebersamaan umat Muslim di seluruh dunia. Dalam setiap ucapan, terdapat keinginan untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan Allah SWT, meningkatkan keberkahan dalam ibadah, serta memperkuat ikatan persaudaraan di antara sesama umat Islam. 

Marhaban ya ramadan merupakan ungkapan yang melambangkan sukacita menyambut bulan suci puasa

Kita dapat mengirimkan kata-kata ucapan ini kepada teman-teman, kerabat, dan orang-orang yang kita sayangi. Ucapan-ucapan ini mengandung makna yang dalam dan penuh makna sebagai cerminan kegembiraan kita menyambut bulan penuh keberkahan.

Selain ucapan marhaban ya Ramadan yang sering diartikan sebagai selamat datang ramadan, berikut contoh ucapan lainnya untuk menyambut Ramadan dalam bahasa Arab:

  • "Ramadan Kareem" - Ramadan yang murah hati.

  • "Ramadan Mubarak" - Ramadan yang diberkahi.

  • "Ramadan Kareem-Allahu Akram" - Ramadan yang penuh dengan kebaikan- Allah Maha Pemurah.

  • "Marhaban Ya Ramadan" - Selamat atas datangnya bulan Ramadan.

  • "Mubarak Laka Ann Ballaghaka Allahu Ramadan" - Maha Besar Allah telah memberi kita kesempatan untuk hidup sampai Ramadhan saat ini.

  • "Mubarak 'Alayka Ash-Shahr" - Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan.

  • "Asakum Min Awadah" - Selamat menyambut Ramadan.

  • "Kull'Aamen Wa Antum Bi Khayr" - Semoga kamu senantiasa berada dalam kebaikan sepanjang tahun.

  • "Kul Ramadhan Wa Anta Bi Khayr" - Selamat menjalankan puasa Ramadan.

  • "Taqabbal-Allahu Minna Wa Minkum Salihal A'maal" - Semoga Allah menerima puasa dan semua amal saleh kita.

  • "Taqabbalallahu Siyamak" - Semoga Allah menerima setiap puasamu.

  • "Ramadan Saeid Lijamie Al'ikhwat Wal'akhwat" - Selamat menyambut bulan Ramadan untuk semua saudara muslim.

Ramadan adalah bulan di mana kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah puasa, shalat, dan amal saleh lainnya, sekaligus mempererat hubungan dengan sesama manusia. Persiapan menyambut Ramadan bukan hanya dalam hal fisik, seperti menyiapkan makanan dan minuman untuk sahur dan berbuka, tetapi juga persiapan spiritual. 

Marilah kita bersama-sama memperbaiki diri, meningkatkan ibadah, dan membersihkan hati dari segala keburukan. Persiapkan diri kita dengan membaca Al-Qur'an, melakukan dzikir, dan berbuat baik kepada sesama. Dengan persiapan yang matang, semoga kita dapat meraih keberkahan dan ampunan dari Allah SWT selama bulan Ramadan. Marhaban ya Ramadan.

Baca Juga Artikel Lainnya