!-- Meta Pixel Code -->
hero

Literasi Digital di Indonesia

15 December 2023 |Artikel

Literasi Digital

di Indonesia

 

Literasi digital adalah adalah salah satu topik yang semakin relevan dalam era modern ini. Semakin berkembangnya teknologi membawa kita ke dunia yang penuh dengan informasi dan interaksi digital. Saat ini hampir setiap aspek kehidupan kita terkoneksi dengan dunia maya, mulai dari pekerjaan hingga hiburan. 

Sayangnya, tingkat literasi Indonesia masih tergolong rendah. Data dari Harbuknas yang mengacu pada survei PISA (Program for International Student Assessment) menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat 62 dari 70 negara yang menjadi subjek penilaian. 

Laporan yang dirilis OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) pada 2019 menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat 10 terbawah dalam hal tingkat literasi internasional. Angka-angka ini menyoroti perlunya penerapan cara meningkatkan literasi digital yang tepat di masyarakat. 

Dengan menyadari tantangan ini, langkah-langkah strategis perlu diambil untuk membuka peluang yang lebih besar bagi generasi muda Indonesia dalam menghadapi dunia yang terhubung secara global.

Kemampuan untuk memahami literasi digital, mengevaluasi, dan menggunakan teknologi secara efektif merupakan hal penting. Kita juga perlu menerapkan etika menggunakan internet atau network etiquette (netiquette). 

Literasi Digital dan Contohnya

Apa itu literasi digital atau digital literacy? Literasi digital merupakan konsep yang jauh lebih kompleks dibandingkan dengan interpretasi sederhana “literasi” sebagai kemampuan membaca dan menulis saja. 

Menurut pandangan Paul Gilster (2007, dalam Harjono), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber di dunia maya.

Pendekatan Common Sense Media (2009) menyoroti tiga aspek kunci literasi digital, yakni kemampuan pemanfaatan teknologi secara kompeten, interpretasi dan pemahaman konten digital, serta kemampuan untuk menilai kredibilitasnya. Ini menciptakan paradigma literasi yang tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga mencakup aspek kritis dan analitis. 

Literasi digital adalah kemampuan individu untuk memahami, menilai, dan menggunakan informasi yang ditemui dalam lingkungan digital. Ini mencakup keterampilan dalam berinteraksi dengan teknologi, memahami konten digital, dan mengelola informasi secara efektif.

Contoh digital literacy antara lain kemampuan untuk menggunakan perangkat lunak dan aplikasi, memahami keamanan digital, serta menilai dan memfilter informasi secara online. Dalam bidang pendidikan, contoh digital literacy tercermin melalui integrasi teknologi dalam proses pembelajaran. 

Contoh literasi digital dalam pendidikan misalnya siswa dapat mengembangkan proyek kolaboratif menggunakan platform online, meningkatkan keterampilan riset dengan mencari informasi di internet, dan belajar mengenai etika menggunakan internet atau netiquette dalam interaksi secara online.

Netiquette: Kode Etik Komunikasi di Dunia Maya

Ada orang-orang yang menjaga etika saat berinteraksi langsung dengan orang lain secara tatap muka, namun merasa bebas melakukan apa saja di dunia maya. Padahal, berselancar di internet juga ada kode etiknya yang disebut netiquette, singkatan dari network etiquette atau internet etiquette.

Netiquette adalah serangkaian aturan atau norma yang berlaku saat berkomunikasi dan berinteraksi di dunia maya. Netiquette mencakup berbagai aspek, mulai dari cara berkomunikasi secara sopan di platform media sosial hingga tata cara penggunaan broadcast yang efektif.

Virginia Shea, dalam artikelnya yang berjudul "The Core Rule of Netiquette," menggarisbawahi sepuluh aturan inti ketika berinteraksi di dunia maya, antara lain: 

  1. Remember the Human 

Prinsip ini menggarisbawahi perlunya mengingat bahwa di balik layar komputer atau perangkat lainnya, terdapat manusia yang memiliki perasaan. Oleh karena itu, hindarilah pesan atau tindakan online yang dapat mempermalukan atau menyakiti hati orang lain. 

  1. Adhere to the same standards of behavior online that you follow in real life

Pemakaian etika di dunia maya seharusnya tidak berbeda dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup etika dasar seperti menghormati pendapat orang lain, bersikap etis, dan menghindari pelanggaran hukum. Prinsip ini menegaskan bahwa norma perilaku tidak boleh dilupakan ketika berada dalam lingkungan digital.

  1. Know where you are in cyberspace

Aturan ini menekankan pentingnya memahami peraturan setiap situs atau forum online sebelum berpartisipasi. Sebelum terlibat dalam diskusi atau berbagi informasi, sebaiknya membaca aturan dan norma-norma yang berlaku di grup atau tempat tersebut. 

  1. Respect other people’s time and bandwidth

Kesadaran akan waktu dan bandwidth orang lain menjadi fokus pada aturan ini. Melibatkan diri dalam diskusi yang sesuai dengan topik grup dan menghindari pertanyaan yang sudah dijawab sebelumnya adalah langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan untuk menghargai waktu orang lain.

  1. Make yourself look good online

Aspek tata bahasa dan penyampaian informasi yang baik menjadi perhatian dalam prinsip ini. Menyusun pesan atau konten online dengan baik tidak hanya meningkatkan citra personal, tetapi juga membantu menyampaikan informasi dengan jelas dan efektif.

  1. Share expert knowledge

Aturan ini mengajak untuk berkontribusi dan berbagi pengetahuan yang dimiliki. Memberikan jawaban yang tepat dalam diskusi atau membantu menjawab pertanyaan orang lain adalah cara positif untuk membangun komunitas berbagi pengetahuan.

  1. Help keep flame wars under control

Prinsip ini menekankan pentingnya menjaga emosi dalam interaksi online. Menghindari posting yang bernada tinggi emosi dan mencoba menyeimbangkan diskusi yang cenderung panas adalah tindakan proaktif untuk menjaga atmosfer positif dalam forum atau grup diskusi.

  1. Respect other people’s privacy

Menghormati privasi orang lain adalah hal penting sebagai bagian dari etika berinternet. Menjaga batasan antara informasi publik dan pribadi, seperti tidak membaca email atau pesan pribadi orang lain, mencerminkan rasa hormat terhadap hak-hak individu.

  1. Don’t abuse your power

Semakin besar kekuasaan yang dimiliki seseorang dalam suatu komunitas online, semakin penting untuk menggunakan kekuasaan tersebut dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Pemakaian kekuasaan secara etis adalah fokus pada prinsip ini.

  1. Be forgiving of other people’s mistakes

Prinsip ini mengajak untuk bersikap toleran terhadap kesalahan orang lain. Kesan positif dari sikap memaafkan dapat memperkuat komunitas dan menjadikan lingkungan online lebih ramah dan inklusif.

Cara Meningkatkan Literasi Digital

Meningkatkan literasi digital adalah suatu kebutuhan mendesak di era informasi terbuka ini. UNESCO menekankan bahwa literasi digital melibatkan lebih dari sekadar penguasaan teknologi, melainkan mencakup kemauan untuk terus belajar, berpikir kritis, serta berinovasi dalam menjalani kehidupan di dunia digital. 

Berdasarkan Open Colleges dan sumber lainnya, berikut adalah 5 cara meningkatkan literasi digital yang efektif:

1. Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan langkah pertama yang penting dalam meningkatkan literasi digital. Dalam era tsunami informasi saat ini, informasi yang tersebar di internet mungkin berasal dari berbagai sumber. Untuk mengasah kemampuan literasi digital, penting untuk mempertanyakan kredibilitas informasi. 

Saat menerima informasi yang tidak jelas asalnya, dorong diri untuk bertanya tentang cara informasi tersebut dibuat, dan selanjutnya periksa sumbernya. Analisis objektivitas menjadi kunci dalam menyaring informasi yang diterima.

2. Menguasai Finding Information

Keterampilan dalam berpikir kritis dan menganalisis informasi perlu disertai dengan kemahiran dalam menemukan informasi. Mampu memilah dan mengevaluasi informasi secara akurat di lingkungan digital menjadi aspek krusial dari literasi digital. Keterampilan ini melibatkan penguasaan komunikasi, kesadaran sosial, dan pengetahuan mendalam tentang pembuatan informasi digital

3. Manfaatkan Media Sosial untuk Belajar dan Berkolaborasi

Memanfaatkan media sosial dengan bijak dapat menjadi cara meningkatkan literasi digital yang efektif. Selain sebagai alat pembelajaran, media sosial juga dapat digunakan sebagai sarana kolaborasi. Melalui platform seperti Tiktok, individu dapat belajar dari konten edukatif dan juga berpartisipasi dalam proyek kolaboratif yang memperkaya pengalaman literasi digital.

4. Memahami Digital Culture

Pemahaman terhadap digital culture menjadi kunci penting dalam meningkatkan literasi digital. Kita perlu meningkatkan kesadaran tentang bagaimana internet memengaruhi cara berinteraksi dan berkomunikasi. Memahami dampak positif dan negatif dari penggunaan internet membantu kita untuk mengambil keputusan yang cerdas dan bertanggung jawab.

5. Perhatikan Keamanan Digital 

Mengenali potensi risiko dan melindungi privasi pribadi saat beraktivitas online adalah langkah proaktif untuk meningkatkan kecerdasan dan keamanan dalam mengakses internet. Mulai dari pengelolaan data pribadi hingga memahami potensi ancaman online, keamanan menjadi landasan yang vital untuk literasi digital yang efektif.

Literasi digital adalah suatu kemampuan yang melekat dalam upaya untuk terus belajar dan berpikir kritis di era digital. Berkaca pada contoh penerapan literasi digital dalam pendidikan, penggunaan platform online dan kolaborasi digital menjadi langkah nyata dalam memanfaatkan kecakapan ini guna mendukung proses pembelajaran modern. 

Bagaimanapun, diperlukan usaha konkret untuk meningkatkan literasi digital. Sangat penting meningkatkan keterampilan berpikir kritis, mengoptimalkan penggunaan media sosial untuk keperluan edukasi, serta memahami netiquette sebagai pedoman etika dalam beraktivitas online. 

 

Baca Juga Artikel Lainnya