Kenalan dengan Gen Z dan Alpha, Yuk!
Saat ini, dunia didominasi oleh dua generasi yang sangat berpengaruh dalam dinamika sosial, yakni Generasi Z dan Generasi Alpha. Gen Z adalah kelompok yang lahir di era digital, di mana internet dan teknologi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Generasi ini menjadi kelompok terbesar dengan populasi hampir 2 miliar orang di seluruh dunia.
Diproyeksikan, pada tahun 2035 gen Z akan mencakup 31% angkatan kerja dunia. Memahami ciri khas gen Z sangat penting mengingat mereka akan menjadi kekuatan utama dalam berbagai aspek sosial, ekonomi, dan teknologi di masa depan.
Sementara itu, gen Alpha adalah generasi yang sedang tumbuh dalam lingkungan yang lebih terintegrasi dengan teknologi. Karakter gen Alpha sangat dipengaruhi oleh teknologi, karena mereka sejak kecil sudah akrab dengan kecerdasan buatan, media sosial, dan perangkat pintar.
Menariknya, perbedaan gen Z dan Alpha bukan hanya terletak pada teknologi. Terdapat perbedaan dari cara mereka merespons tantangan dunia modern, serta harapan terhadap masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Karakter Gen Z
Gen Z adalah generasi yang lahir antara akhir 1990-an hingga awal 2010-an, dengan rentang tahun yang sering menjadi acuan adalah 1997 hingga 2012. Mereka muncul setelah generasi milenial dan sebelum Generasi Alpha.
Gen Z tumbuh di era digital serta mengalami peristiwa seperti resesi 2007-2009 dan pandemi COVID-19 yang membentuk pola pikir dan interaksi sosial mereka. Generasi ini juga sering disebut sebagai “iGeneration” karena akrab dengan teknologi sejak dini.
Dikenal sebagai generasi paling beragam, hampir 50 persen Gen Z adalah minoritas ras atau etnis. Mereka cenderung tinggal di kota-kota besar, dengan hanya 13 persen yang dibesarkan di daerah pedesaan. Selain itu, mereka menunjukkan kecenderungan untuk menunda pernikahan, dengan hanya 4 persen yang menikah di usia 18 hingga 21 tahun.
Beberapa ciri khas gen Z antara lain:
-
Digital Native
Gen Z lahir dan tumbuh di era di mana internet dan teknologi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Mereka tidak mengenal dunia sebelum ponsel pintar. Semua anggota generasi ini tumbuh dengan akses ke konten streaming serta media sosial. Dibandingkan dengan milenial yang masih mengalami masa peralihan teknologi, Gen Z menjalani hidup sepenuhnya bersama dunia digital.
-
Keterhubungan Sosial
Gen Z sangat dipengaruhi oleh teman-teman sebaya mereka, terutama melalui media sosial. Mereka terhubung dengan jaringan yang jauh lebih luas dan global daripada generasi sebelumnya, berkat platform seperti Instagram dan TikTok. Namun, dampak negatifnya juga ada, seperti peningkatan kasus perundungan siber, di mana 24% siswa mengaku pernah dibully melalui media sosial, pesan teks, atau email.
-
Mobilitas Tinggi
Gen Z tidak hanya aktif secara digital tetapi juga memiliki mobilitas yang tinggi dalam kehidupan mereka. Mereka cepat beradaptasi dengan perubahan karier, dengan diperkirakan akan memiliki 18 pekerjaan dalam enam bidang karier yang berbeda selama hidup mereka. Perubahan ini sebagian dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan perubahan dinamis dalam dunia pekerjaan.
-
Globalisasi
Gen Z adalah generasi pertama yang benar-benar bersifat global, berkat teknologi dan globalisasi. Musik, film, dan tren dari berbagai budaya dunia bisa diakses dengan mudah. Globalisasi tidak hanya mempengaruhi hiburan, tetapi juga gaya hidup dan pola konsumsi mereka. Hal ini terlihat dari meningkatnya ketertarikan mereka pada tren global dalam fashion, makanan, serta media sosial.
-
Visual-Oriented
Gen Z lebih menyukai konten visual daripada teks tertulis. Sementara Google memiliki 3,5 juta pencarian setiap hari, hampir 5 miliar video ditonton di YouTube setiap harinya. Ini menunjukkan bagaimana generasi ini lebih memilih video untuk mendapatkan informasi. Mereka sering kali memilih menonton video sebagai cara yang lebih cepat dan menarik untuk memahami berbagai topik.
-
Fokus pada Pendidikan
Banyak Gen Z lebih memilih melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dibandingkan bekerja di usia muda. Ini berbeda dengan generasi milenial dan Gen X, di mana lebih banyak yang bekerja saat remaja. Fokus ini mencerminkan keinginan mereka untuk mempersiapkan masa depan yang lebih stabil dalam menghadapi tantangan global.
-
Pandangan Progresif
Dalam berbagai isu, seperti perubahan iklim dan kesetaraan ras, pandangan Gen Z sejalan dengan milenial, yang menunjukkan sikap progresif. Mereka lebih mendukung keterlibatan aktif pemerintah dalam mengatasi masalah global. Kesadaran akan isu perubahan iklim juga menjadi bagian penting dari identitas mereka.
Karakter Gen Alpha
Gen Alpha adalah kelompok yang lahir mulai tahun 2010 hingga 2025 dan merupakan anak-anak dari generasi Milenial. Mereka adalah generasi pertama yang sepenuhnya lahir dan dibentuk dalam abad ke-21, serta generasi pertama yang akan mencapai jumlah signifikan hingga abad ke-22.
Gen Alpha mengalami pertumbuhan populasi yang pesat dengan lebih dari 2,8 juta anggota generasi Alpha lahir setiap minggu. Diperkirakan jumlah gen Alpha akan mencapai lebih dari 2 miliar pada tahun 2025.
Nama “Generasi Alpha” diambil dari huruf pertama dalam alfabet Yunani yang menandakan dimulainya era baru setelah Generasi X, Y, dan Z. Nama ini dipilih untuk mencerminkan pergeseran besar dari generasi sebelumnya dan menandai awal dari sesuatu yang benar-benar baru.
Generasi Alpha tumbuh di tengah kemajuan teknologi dan sejak dini sudah sangat terbiasa dengan lingkungan digital. Generasi ini dikenal sebagai yang paling melek teknologi dan memiliki akses material yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya.
Karakter gen Alpha di antaranya:
-
Terintegrasi Teknologi Sejak Dini
Gen Alpha lahir dan tumbuh dalam era yang sangat terhubung dengan teknologi. Sejak kecil, mereka sudah terbiasa dengan layar, gadget, dan aplikasi digital. Bahkan, mereka dianggap akan lebih fasih dalam teknologi dibandingkan Generasi Z, berkat akses yang lebih intensif ke perangkat digital seperti tablet dan asisten suara seperti Siri atau Alexa.
-
Pendidikan dan Karier yang Dipengaruhi Kecerdasan Buatan
AI memiliki peran penting dalam membentuk masa depan gen Alpha. Dari mainan yang mendukung kecerdasan emosional hingga sistem pembelajaran yang dipersonalisasi, AI akan menjadi bagian dari keseharian mereka. Dunia pendidikan dan karier mereka kemungkinan besar akan dibentuk oleh teknologi ini yang akan menciptakan peluang kerja baru yang mungkin belum ada saat ini.
-
Perilaku Sosial yang Berbasis Digital
Dalam hal interaksi sosial, gen Alpha diperkirakan akan lebih memilih platform berbasis game dan dunia digital dibandingkan media sosial tradisional seperti Facebook atau Instagram. Mereka akan lebih sering berkomunikasi dan berinteraksi melalui platform seperti metaverse yang menggabungkan hiburan dan jejaring sosial dalam satu ruang virtual.
-
Keterikatan dengan Generasi Z dan Milenial
Sebagai anak-anak dari generasi Milenial dan adik dari Generasi Z, nilai-nilai dan kebiasaan Gen Alpha sangat dipengaruhi oleh kedua generasi ini. Mereka akan cenderung mengadopsi pandangan orang tua mereka terkait teknologi, pendidikan, dan isu-isu sosial, termasuk preferensi terhadap merek yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.
-
Eksposur ke Media Sosial Sejak Lahir
Gen Alpha adalah generasi pertama yang mungkin terpapar media sosial sejak lahir. Ini terkait kebiasaan orang tua Milenial yang gemar membagikan foto dan cerita anak mereka di media sosial. Hal ini akan mempengaruhi cara Gen Alpha memahami identitas dan privasi yang mungkin berbeda dari generasi sebelumnya.
-
Keterhubungan Global yang Lebih Kuat
Sebagai generasi yang tumbuh dengan akses luas ke internet dan media sosial global, gen Alpha akan memiliki pandangan dunia yang lebih global dan inklusif. Mereka akan terbiasa dengan komunikasi lintas budaya dan mungkin memiliki lebih banyak teman internasional dibandingkan generasi sebelumnya.
-
Kesadaran Lingkungan Sejak Dini
Gen Alpha diperkirakan akan lebih sadar terhadap isu-isu lingkungan dibandingkan generasi sebelumnya. Ini didorong oleh pengaruh orang tua Milenial yang cenderung peduli pada keberlanjutan dan gaya hidup ramah lingkungan. Mereka akan tumbuh dalam budaya yang menekankan pentingnya menjaga alam, menggunakan produk berkelanjutan, serta meminimalkan jejak karbon sejak dini.
Perbedaan gen Z dan Alpha terletak pada cara mereka memandang dan memanfaatkan teknologi. Gen Z tumbuh di masa transisi digital dan menggunakan teknologi untuk mendorong perubahan sosial dengan pendekatan realistis. Sebaliknya, Gen Alpha lahir di dunia yang sepenuhnya digital, di mana teknologi adalah bagian alami dari hidup mereka sejak lahir.
Perbedaan gen Z dan Alpha juga terkait pandangan terhadap dunia dan prioritas hidup. Gen Z yang tumbuh di masa perubahan sosial dan ekonomi lebih fokus pada isu-isu seperti keberlanjutan, inklusivitas, dan kesejahteraan mental. Di sisi lain, gen Alpha yang dibesarkan dalam lingkungan yang lebih stabil secara digital, cenderung melihat teknologi sebagai solusi utama dan lebih beradaptasi dengan kemajuan AI serta otomatisasi.
Menyikapi perbedaan ini, kita perlu memahami bahwa gen Z memerlukan dukungan dalam mengintegrasikan teknologi dengan kehidupan profesional. Sementara gen Alpha perlu diarahkan untuk menjaga keseimbangan antara teknologi dan interaksi manusia. Dengan memahami kedua generasi ini, kita bisa menciptakan masa depan yang inklusif dan inovatif.