Apa Itu Blended Learning?
Apa Itu Blended Learning?
Apa itu blended learning? Blended learning dalam pembelajaran merupakan sebuah konsep yang menggabungkan dua metode belajar yang berbeda bagi siswa. Metode ini tidak hanya mengandalkan pembelajaran tatap muka di ruang kelas, tetapi juga memanfaatkan teknologi digital sebagai media pembelajaran tambahan.
Menurut Thorne (2013), blended learning artinya sebuah sistem pembelajaran yang menggabungkan dua komponen atau metode sekaligus, yakni perpaduan dari e-learning dan multimedia. E-learning merujuk pada pembelajaran yang dilakukan secara online, sementara multimedia mencakup berbagai media seperti kelas virtual, streaming video, teks animasi online, dan lain-lain.
Blended learning juga dapat dipandang sebagai bentuk penyempurnaan dari sistem e-learning. Dengan memadukan keunggulan pembelajaran tradisional dan pembelajaran online, blended learning memberikan fleksibilitas waktu dan tempat belajar yang lebih besar bagi siswa. Sehingga memungkinkan juga untuk melakukan pembelajaran jarak jauh.
Siswa tidak hanya mendapatkan pengalaman belajar secara langsung dengan guru dan teman sekelas, tetapi juga dapat mengakses materi pembelajaran secara mandiri melalui platform online yang disediakan. Interaksi antara siswa dan guru juga tetap terjaga melalui berbagai fitur kolaboratif yang ada dalam platform pembelajaran digital.
Dengan kata lain, blended learning menciptakan lingkungan pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi digital dengan interaksi langsung antara guru dan siswa. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih komprehensif dan efektif bagi siswa.
Manfaat Blended Learning
Blended learning dalam pembelajaran dinilai memiliki banyak keunggulan. Melansir PPM School, berikut beberapa manfaat blended learning:
-
Lebih Fleksibel
Salah satu manfaat utama dari blended learning adalah fleksibilitasnya. Metode ini memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan ritme dan gaya belajar masing-masing. Dibandingkan dengan pembelajaran tradisional yang seringkali bersifat linier dan mengikuti jadwal tertentu, blended learning memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengatur waktu dan cara belajar yang lebih sesuai dengan kebutuhan.
-
Hasil Belajar yang Efektif
Blended learning telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian menunjukkan bahwa integrasi berbagai metode pembelajaran, seperti penggunaan platform online, kelas virtual, dan multimedia, dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih efektif dan efisien bagi siswa.
Sebagai contoh, implementasi blended learning Core5 dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada tingkat SD. Sebuah penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan membaca siswa hingga 20% dalam pencapaian belajar.
-
Meningkatkan Interaksi
Dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, blended learning mendorong interaksi yang lebih aktif dan keterlibatan siswa dalam proses belajar. Siswa yang terbiasa menggunakan teknologi sehari-hari cenderung lebih tertarik dan terlibat dalam aktivitas pembelajaran yang menggunakan multimedia.
-
Meningkatkan Kepuasan Belajar
Penggunaan blended learning juga dapat meningkatkan kepuasan belajar siswa. Dengan menyediakan akses yang lebih mudah terhadap materi pembelajaran dan menyajikan informasi secara interaktif, siswa dapat merasa lebih puas dengan pengalaman pembelajaran.
-
Partisipasi Peserta Didik Menjadi Lebih Aktif
Dibandingkan dengan pembelajaran tradisional yang seringkali bersifat guru sebagai pusat pembelajaran, blended learning mendorong partisipasi aktif dari siswa. Siswa cenderung lebih proaktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, berkolaborasi dengan teman sekelas melalui platform online, dan mengambil inisiatif dalam menjelajahi materi pembelajaran secara mandiri.
-
Menghemat Biaya serta Waktu
Blended learning juga memberikan manfaat ekonomis dengan menghemat biaya dan waktu. Guru dapat mengurangi penggunaan kertas dengan adopsi pembelajaran berbasis online yang paperless.
Selain itu, guru dan siswa dapat menghemat waktu perjalanan ke sekolah karena akses materi pembelajaran dapat dilakukan dari mana saja melalui perangkat elektronik. Hal ini tidak hanya efisien secara finansial tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas dan mobilitas transportasi yang berlebihan.
Langkah-Langkah Penerapan Blended Learning dalam Pembelajaran
Blended learning dalam pembelajaran membutuhkan waktu dan persiapan matang agar dapat memberikan manfaat yang maksimal. Tentunya, beberapa aspek harus dipersiapkan secara cermat dalam merencanakan dan mengimplementasikan blended learning.
Berikut langkah-langkah penerapan blended learning yang bisa kita ikuti:
-
Persiapan Materi Pembelajaran
Guru harus memastikan bahwa materi yang disajikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan memenuhi kebutuhan siswa. Contoh blended learning di antaranya ketika seorang guru matematika mengumpulkan materi berupa video pembelajaran online yang menjelaskan konsep dasar geometri. Video tersebut kemudian diunggah ke platform e-learning yang dapat diakses oleh siswa dari mana saja dan kapan saja.
-
Penyediaan Infrastruktur Teknologi
Langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa setiap siswa memiliki akses terhadap infrastruktur teknologi yang diperlukan, termasuk untuk pembelajaran jarak jauh. Ini meliputi akses internet yang stabil dan perangkat elektronik seperti laptop, tablet, atau smartphone.
Sebagai contoh, sekolah dapat menyediakan akses internet gratis di area kampus. Sekolah juga bisa memberikan subsidi kepada siswa yang membutuhkan perangkat teknologi untuk mengikuti pembelajaran online.
-
Gladi Bersih dan Sosialisasi
Sebelum memulai blended learning dalam pembelajaran, penting untuk melakukan gladi bersih atau uji coba terhadap sistem dan materi pembelajaran. Guru dapat mengadakan sesi pelatihan online untuk siswa guna memperkenalkan platform e-learning.
Guru juga perlu memandu siswa dalam menggunakan fitur-fitur yang tersedia, serta memberikan contoh penggunaan materi pembelajaran secara efektif. Hal ini akan membantu siswa dan guru untuk lebih siap dan nyaman dalam menjalani pembelajaran.
-
Alokasi Waktu dan Metode Pengajaran
Salah satu aspek penting dalam penerapan blended learning adalah alokasi waktu antara pembelajaran tatap muka dan daring. Guru perlu menyusun jadwal pembelajaran yang seimbang antara interaksi langsung di kelas dan pembelajaran mandiri melalui platform e-learning.
Misalnya, guru dapat mengatur jadwal dengan 60% waktu tatap muka untuk diskusi, praktikum, dan proyek kelompok. Sementara 40% waktu daring digunakan untuk siswa mengakses materi, menjawab kuis online, atau mengerjakan tugas mandiri.
-
Evaluasi dan Pemantauan
Setelah melalui proses pembelajaran, evaluasi dan pemantauan terhadap kemajuan siswa menjadi langkah penting untuk menilai efektivitas penerapan blended learning. Guru dapat menggunakan fitur evaluasi online pada platform e-learning untuk memberikan tugas, ujian, dan umpan balik kepada siswa secara real-time.
Selain itu, guru juga perlu memantau partisipasi siswa, tingkat pemahaman materi, dan respons terhadap pembelajaran blended secara berkala. Hal ini berguna untuk menyesuaikan strategi pembelajaran yang lebih efektif di masa mendatang.
Setelah memahami apa itu blended learning dan manfaatnya, kita juga perlu menyadari bahwa ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua siswa memiliki perangkat komputer atau koneksi internet yang stabil. Ini dapat menciptakan ketidaksetaraan dalam kesempatan belajar.
Di sisi lain, peran guru juga menghadapi tantangan besar dalam beradaptasi dengan teknologi pembelajaran, termasuk mengembangkan keterampilan mengajar yang efektif. Diperlukan waktu, pelatihan, dan dukungan yang memadai untuk membantu guru menguasai alat-alat dan strategi baru ini.
Melalui kesadaran dan upaya bersama untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, kita dapat menjadikan blended learning sebagai solusi yang efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sehingga tercipta pengalaman pembelajaran yang inklusif bagi semua siswa.