Kurikulum: Penentu Kualitas Pendidikan
Kurikulum:
Penentu Kualitas Pendidikan
Pengertian kurikulum menurut para ahli membuka pintu wawasan luas terkait dinamika pendidikan. Dalam perjalanan panjangnya, konsep dasar pengembangan kurikulum menjadi pedoman dalam mencapai tujuan pendidikan.
Di Indonesia sendiri telah beberapa kali terjadi pergantian kurikulum. Mulai dari kurikulum Rentjana Pelajaran tahun 1947, sampai dengan Kurikulum Merdeka yang diterapkan saat ini. Bahkan dalam kurun 20 tahun terakhir, setidaknya ada lima kali pergantian kurikulum.
Terdapat sejumlah alasan dalam mengubah kurikulum yang diterapkan. Penyesuaian terus dilakukan agar pengetahuan dan keterampilan yang siswa dapatkan di sekolah dapat terus relevan dengan kemajuan zaman. Kita juga perlu banyak berkaca dari negara-negara dengan kurikulum terbaik di dunia.
Sebenarnya, seperti apa pengertian kurikulum menurut para ahli dan konsep dasar pengembangan kurikulum yang melandasi pemahaman kita terhadap dunia pendidikan. Ketahui juga macam-macam kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia.
Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli
Pengertian kurikulum secara etimologi dapat ditemui dalam akar kata “curriculum,” yang bersumber dari bahasa Yunani. Asal katanya yakni “curir” yang berarti pelari, serta “curere” yang berarti tempat berpacu. Awalnya, istilah ini digunakan dalam konteks olahraga yang merujuk pada jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari untuk meraih medali atau penghargaan.
Secara kontekstual dalam dunia pendidikan, kurikulum menjadi suatu konsep yang mencakup sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik. Mirip dengan usaha pelari mencapai tujuannya.
Pengertian kurikulum menurut para ahli melibatkan sejumlah konsep dan interpretasi dalam dunia pendidikan. Berikut di antaranya:
1. Pengertian Kurikulum Menurut Prof. Dr. S. Nasution
Menurut Prof. Dr. S. Nasution dalam bukunya “Kurikulum dan Pengajaran,” kurikulum adalah serangkaian penyusunan rencana untuk melancarkan proses belajar mengajar. Rencana tersebut berada di bawah tanggung jawab lembaga pendidikan dan para pengajar di dalamnya.
2. Pengertian Kurikulum Menurut Dr. Nana Sudjana
Dr. Nana Sudjana, dalam bukunya yang berjudul “Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah,” menggambarkan pengertian kurikulum sebagai kumpulan niat dan harapan yang tertuang dalam bentuk program pendidikan. Program ini kemudian dilaksanakan dan diterapkan oleh guru di sekolah bersangkutan.
3. Pengertian Kurikulum Menurut Harold B. Alberty
Pengertian kurikulum menurut Harold B. Alberty yaitu semua kegiatan yang diberikan kepada peserta didik atas tanggung jawab sekolah. Hal ini tidak hanya terbatas pada aktivitas di dalam kelas, melainkan juga mencakup semua kegiatan di luar sekolah.
4. Pengertian Kurikulum Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis
Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis, kurikulum adalah semua upaya yang diadakan dan dilakukan oleh pihak sekolah untuk menstimulus peserta didik belajar. Upaya ini mencakup aktivitas belajar di dalam kelas, di halaman sekolah, maupun ketika peserta didik berada di luar sekolah.
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003, kurikulum diartikan sebagai seperangkat pengaturan dan rencana mengenai tujuan, isi, materi pelajaran, dan cara pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan.
Konsep dasar pengembangan kurikulum mencakup beberapa prinsip, yaitu penetapan tujuan pendidikan, fleksibilitas, metode pembelajaran, serta evaluasi formatif dan sumatif. Serangkaian prinsip ini menjadi panduan utama dalam menyusun dan mengembangkan struktur pendidikan.
Dimulai dari penetapan tujuan pendidikan yang merupakan landasan menyeluruh meliputi dimensi akademis, karakter, keterampilan, dan nilai-nilai moral. Sedangkan fleksibilitas dalam isi kurikulum berperan memastikan relevansinya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan zaman, serta adaptasi terhadap kebutuhan lokal.
Metode pembelajaran perlu dibuat untuk mendorong keterlibatan aktif, kolaborasi, dan kreativitas. Evaluasi formatif dan sumatif digunakan untuk menilai pencapaian akademis dan kemajuan aspek non-akademis.
Secara keseluruhan, konsep dasar pengembangan kurikulum membentuk pedoman pembentukan kurikulum yang tidak hanya memenuhi kebutuhan akademis, tetapi juga menciptakan lingkungan pendidikan yang responsif dan relevan dengan dinamika masyarakat.
Sebagai pedoman utama di dunia pendidikan formal, kurikulum memainkan peran penting dalam memberikan arah dan kerangka rencana pembelajaran. Seiring dengan konsep kurikulum yang terencana, segala aktivitas siswa dapat diarahkan dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.
11 Macam Kurikulum di Indonesia
Di Indonesia, sejarah perkembangan kurikulum juga mencerminkan dinamika perubahan sosial dan politik negara. Dari Kurikulum 1947 hingga Kurikulum Merdeka 2022, setiap transisi mencerminkan komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Setidaknya ada 11 macam kurikulum yang pernah diterapkan pada sistem pendidikan Indonesia, antara lain:
1. Rentjana Pelajaran 1947 (Kurikulum 1947)
Kurikulum ini lahir pasca-proklamasi kemerdekaan untuk membentuk karakter manusia Indonesia merdeka. Dalam konteks pergolakan akibat agresi militer Belanda, pendidikan lebih menekankan pada pembentukan watak, kesadaran bernegara, dan bermasyarakat. Pendidikan lebih fokus pada pembentukan karakter daripada pemahaman intelektual.
2. Rentjana Pelajaran Terurai 1952 (Kurikulum 1952)
Kurikulum 1952 adalah penyempurnaan dari Kurikulum 1947. Kurikulum ini menekankan agar topik pembelajaran berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Satu orang tenaga pendidik hanya boleh mengajar satu mata pelajaran untuk meningkatkan spesialisasi pengajar.
3. Rentjana Pendidikan 1964 (Kurikulum 1964)
Kurikulum ini memperkenalkan konsep Pancawardhana yang fokus pada pengembangan moral, kecerdasan, emosional, keterampilan, dan jasmani. Proses pembelajaran dijalankan secara aktif, kreatif, dan produktif. Tujuan utamanya adalah menanamkan pengetahuan akademik di jenjang Sekolah Dasar (SD).
4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 diimplementasikan dengan tujuan membentuk manusia Pancasila sejati melalui korelasi materi dari jenjang pendidikan rendah hingga menengah atas. Sistem penjurusan dimulai pada kelas 2 SMU atau kelas 11.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum ini disahkan setelah program Repelita di era Orde Baru. Menekankan efektivitas dan efisiensi pendidikan dengan merinci metode, materi, dan tujuan pengajaran melalui Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
6. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 diperkenalkan sebagai respons terhadap lambannya kurikulum sebelumnya dalam merespons kemajuan masyarakat. Kurikulum ini menambahkan mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB).
7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Ini merupakan kombinasi dari Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984. Dikritik karena materi pembelajaran dianggap lebih berat dan padat. Menambahkan mata pelajaran muatan lokal seperti bahasa daerah, kesenian, dan keterampilan daerah.
8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kurikulum yang menekankan pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan sikap peserta didik. Fokus utamanya adalah pada pencapaian kompetensi tertentu yang relevan dengan kebutuhan dunia nyata.
Digunakan setelah 10 tahun Kurikulum 1994, kurikulum ini memberikan kebebasan kepada sekolah untuk menyusun dan mengembangkan komponen kurikulum yang berbasis kompetensi. Sehingga menekankan pada pemilihan kompetensi, indikator evaluasi, dan pengembangan pembelajaran bagi peserta didik dan tenaga pengajar.
9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
Mirip dengan KBK 2004, namun pemerintah hanya menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru memiliki kebebasan untuk mengembangkan silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah serta kebutuhan peserta didik.
10. Kurikulum 2013 (K-13)
Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran berbasis kompetensi dan pendekatan saintifik. Tujuannya adalah membentuk siswa yang aktif, kreatif, inovatif, dan mampu menghadapi tantangan abad ke-21. Penilaian mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku.
11. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka diperkenalkan pada 2022 untuk mengatasi krisis pembelajaran dan mengakomodasi pandemi Covid-19. Fokus pada pengasahan minat dan bakat anak sejak dini dengan adaptasi besar-besaran di seluruh sistem pendidikan. Kurikulum ini memberikan lebih banyak waktu bagi peserta didik untuk memahami konsep dan memperkuat kompetensinya.
Dari Rentjana Pelajaran 1947 hingga Kurikulum Merdeka 2022, setiap kurikulum membawa jejak perubahan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Perjalanan panjang ini mencerminkan upaya berkelanjutan pemerintah dalam menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.
Konsep dasar pengembangan kurikulum, pengertian kurikulum menurut para ahli, dan evolusi kurikulum menjadi landasan bagi pendidikan yang responsif dan relevan. Meski tantangan selalu ada, semangat untuk terus meningkatkan mutu dan daya saing pendidikan di Indonesia menjadi pendorong bagi para pemangku kebijakan dan pelaku pendidikan.
Dengan demikian, sistem pendidikan perlu terus beradaptasi dalam menghadapi masa depan yang semakin kompleks. Pencarian kurikulum terbaik di dunia terus menjadi tantangan. Harapannya pendidikan dapat terus berkembang menuju arah yang lebih baik.