Yuk, Kenali Seksualitas Pada Remaja!
Yuk, Kenali Seksualitas Pada Remaja!
Kesehatan reproduksi remaja perlu menjadi perhatian khusus dalam upaya menjaga kesejahteraan dan masa depan bangsa. Menurut WHO, pengertian remaja adalah individu yang sedang dalam masa peralihan secara bertahap mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari anak-anak menjadi dewasa, serta mengalami perubahan ekonomi dari ketergantungan menjadi mandiri.
Umur remaja menurut WHO yakni pada rentang 10-19 tahun, penelitian terbaru menyebutkan batasan tersebut bisa naik menjadi 12-24 tahun. Sedangkan menurut BKKBN, rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Ada dua aspek pokok pada remaja, yakni perubahan fisik atau biologis dan perubahan psikologis. Periode remaja adalah saat yang krusial dalam perkembangan fisik dan emosional, di mana pemahaman yang tepat mengenai kesehatan reproduksi menjadi sangat penting.
Laporan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di Indonesia tahun 2017 mengungkapkan fakta mengejutkan, yakni lebih dari separuh remaja di Indonesia sudah pernah melakukan hubungan seksual. Survei tersebut menyebutkan sebanyak 59% wanita dan 74% pria mengaku telah melakukan hubungan seksual pertama kalinya pada usia 15-19 tahun.
Bahkan sebanyak 6% wanita dan 6% pria melakukan hubungan seksual pertama kali di usia 11-14 tahun. Padahal, hubungan seksual pada usia dini yang dapat meningkatkan risiko masalah mental, kognitif, kehamilan yang tidak diinginkan, dan konsekuensi sosial lainnya.
Seksualitas adalah realitas yang melekat pada kehidupan manusia. Berbeda dengan seks yang merujuk pada gender, seksualitas adalah aspek-aspek yang mencakup biologis, psikologis, sosial, ekonomi, politik, budaya, dan kepatutan etika di masyarakat.
Remaja perlu dibekali pengetahuan yang cukup tentang apa yang dimaksud masa pubertas, cara menjaga kebersihan alat reproduksi, serta pemahaman yang tepat tentang seksualitas. Sehingga masa peralihan dari anak-anak ke dewasa tetap pada jalur yang sesuai tanpa menimbulkan masalah di kemudian hari.
Pengertian Pubertas dan Ciri-Cirinya
Apa yang dimaksud masa pubertas? Pubertas atau masa puber adalah suatu periode dalam perkembangan manusia di mana terjadi serangkaian perubahan fisik, hormonal, dan psikologis yang mengarah pada kematangan seksual dan reproduksi.
Pubertas mencakup berbagai perubahan yang terjadi pada tubuh remaja, termasuk pertumbuhan organ reproduksi, perkembangan karakteristik seksual sekunder, serta perubahan dalam distribusi lemak tubuh.
Proses ini diatur oleh sistem hormonal kompleks yang melibatkan interaksi antara kelenjar hipotalamus dan pituitari di otak dengan organ reproduksi seperti ovarium pada wanita dan testis pada pria.
Proses pubertas pada setiap individu berlangsung dengan rentang waktu yang bervariasi, tergantung pada faktor genetik, nutrisi, lingkungan, dan faktor-faktor lainnya. Namun, pemahaman yang baik tentang pengertian dan ciri-ciri pubertas penting bagi remaja, orang tua, dan pendidik.
Beberapa ciri-ciri pubertas antara lain:
Perubahan Fisik pada Pria
-
Pertumbuhan Testis dan Penis: Proses pubertas pada pria dimulai dengan pertumbuhan testis dan penis yang lebih besar. Testis merupakan kelenjar reproduksi pria yang berperan dalam produksi sperma dan hormon testosteron.
-
Pertumbuhan Rambut Tubuh: Hormon testosteron merangsang pertumbuhan rambut di area wajah, dada, perut, punggung, lengan, dan kaki. Pada fase awal pubertas, rambut tipis dan lembut (vellus hair) akan berkembang menjadi rambut lebih kasar dan tebal (terminal hair).
-
Perubahan Suara: Peningkatan hormon testosteron menyebabkan pembesaran laring (Adam’s apple) dan pita suara. Akibatnya, suara anak laki-laki berubah menjadi lebih dalam dan berat.
-
Peningkatan Massa Otot: Hormon testosteron mendorong pertumbuhan massa otot yang lebih besar dan perkembangan kekuatan fisik pada remaja pria.
-
Pertumbuhan Rambut Wajah: Rambut mulai tumbuh di area kumis dan janggut, meskipun pada awalnya mungkin belum merata dan tebal.
Perubahan Fisik pada Wanita
-
Pertumbuhan Payudara: Pubertas pada wanita ditandai oleh pertumbuhan kelenjar susu dan payudara. Kelenjar susu berkembang untuk persiapan menyusui di masa depan.
-
Pertumbuhan Rambut Tubuh: Hormon estrogen merangsang pertumbuhan rambut di area ketiak dan sekitar area pubis, mirip dengan pola yang terjadi pada pria.
-
Perubahan Bentuk Tubuh: Distribusi lemak tubuh berubah, dengan lemak lebih banyak terkonsentrasi di pinggul, paha, dan payudara. Hal ini menciptakan bentuk tubuh yang lebih feminin.
-
Perubahan pada Area Genital: Labia dan klitoris mengalami perubahan ukuran dan bentuk sebagai bagian dari perkembangan genital pada remaja perempuan. Perempuan juga akan mulai mengalami menstruasi.
Perubahan Hormonal
-
Hormon Gonadotropin: Kelenjar hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin-releasing hormone (GnRH), yang merangsang kelenjar pituitari untuk mengeluarkan hormon luteinizing (LH) dan hormon folikel-stimulating (FSH).
-
Produksi Hormon Seks: LH dan FSH memicu ovarium pada wanita untuk memproduksi estrogen, sedangkan pada pria, testis menghasilkan testosteron. Hormon-hormon ini berperan dalam mengatur perkembangan seksual sekunder dan karakteristik gender.
Perubahan Emosional
-
Fluktuasi Suasana Hati: Perubahan hormonal dapat mempengaruhi suasana hati remaja, menyebabkan fluktuasi suasana emosional dari euforia hingga kecemasan.
-
Eksplorasi Identitas Diri: Masa pubertas sering kali menjadi waktu di mana remaja mulai menjalani eksplorasi identitas diri, mengenali minat, nilai-nilai, dan mengenali orientasi seksual mereka.
Cara Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi
Upaya untuk menjaga kesehatan reproduksi remaja tidak hanya berdampak pada kenyamanan fisik, tetapi juga memiliki peran penting dalam mencegah risiko infeksi dan masalah kesehatan yang dapat memengaruhi kualitas hidup. Para remaja perlu menerapkan cara menjaga kebersihan alat reproduksi yang benar.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga kebersihan alat reproduksi antara lain:
1. Membersihkan dengan Air Mengalir dan Mengeringkannya
Membersihkan alat kelamin secara teratur menggunakan air mengalir berguna untuk mencegah akumulasi kotoran dan bakteri. Proses ini membantu menjaga keseimbangan mikroorganisme alami pada daerah tersebut.
Setelah membersihkan dengan air, mengeringkan area dengan lembut sangat dianjurkan untuk menghindari kelembapan yang dapat memfasilitasi pertumbuhan mikroorganisme patogen. Gunakan tisu atau handuk yang kering dan bersih serta bebas bahan kimia berbahaya.
2. Pilihan Pakaian Dalam yang Tepat
Memilih pakaian dalam yang terbuat dari bahan yang nyaman dan menyerap keringat, seperti katun, merupakan salah satu cara menjaga kebersihan alat reproduksi. Pakaian dalam yang tepat membantu mengurangi kelembapan di area genital, yang pada gilirannya mengurangi risiko iritasi dan infeksi.
3. Mengganti Pakaian Dalam Secara Rutin
Mengganti pakaian dalam minimal dua kali sehari, atau lebih sering jika diperlukan, sangat penting untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen akibat kelembapan yang berlebihan. Dengan mengganti pakaian dalam secara teratur, risiko pertumbuhan bakteri dan jamur dapat dikurangi.
4. Menghindari Aktivitas Seksual Berisiko Tinggi
Cara menjaga kebersihan alat reproduksi selanjutnya yakni menghindari aktivitas seksual berisiko tinggi, seperti hubungan seksual tanpa pengaman atau dengan pasangan yang tidak dikenal riwayat kesehatannya. Ini merupakan langkah efektif dalam pencegahan infeksi menular seksual (IMS).
Penggunaan kondom sebagai metode pengaman memang dapat membantu melindungi kesehatan alat reproduksi dan mencegah penyebaran patogen. Namun, aktivitas seksual terlalu dini seperti di masa remaja harus dihindari karena berdampak negatif bagi perkembangan emosional, mengganggu pendidikan, dan risiko kehamilan yang tidak diinginkan.
5. Rutin Mengganti Pembalut Selama Menstruasi
Bagi wanita yang mengalami menstruasi, mengganti pembalut atau tampon secara teratur adalah tindakan yang sangat penting. Penggantian rutin setidaknya setiap 4-6 jam membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan risiko infeksi selama periode menstruasi.
Guna mencapai kesehatan reproduksi remaja yang optimal, memahami apa yang dimaksud dengan masa pubertas dan bagaimana cara menjaga kebersihan alat reproduksi merupakan langkah krusial. Pendidikan seksualitas yang komprehensif dan berbasis fakta sangatlah penting agar remaja memiliki pengetahuan yang memadai untuk menjalani masa pubertas dengan percaya diri dan sehat secara fisik serta mental.