!-- Meta Pixel Code -->
hero

5 Karakteristik Siswa dalam Kurikulum Merdeka

15 February 2024 |Artikel

5 Karakteristik Siswa

dalam Kurikulum Merdeka 

 

Karakter siswa Kurikulum Merdeka diarahkan agar memiliki kebiasaan belajar yang baik, baik hard skills maupun soft skills. Pentingnya soft skills tidak dapat diabaikan sebagai kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap siswa untuk melengkapi kemampuannya berkarya di masa depan.

Siswa bukan saja dibimbing agar pintar dalam literasi, namun perlu memiliki karakter dan moral yang baik. Pentingnya pendidikan moral ini menjadikan siswa memiliki nilai-nilai luhur yang kokoh sebagai bekal menghadapi tantangan dalam persaingan global.

Kurikulum Merdeka Belajar yang mulai diterapkan sejak 2020 akan disiapkan menjadi kurikulum nasional mulai tahun ajaran 2024/2025. Kurikulum ini dirancang untuk membentuk karakter siswa yang kompeten secara teknis di bidangnya, sekaligus memiliki kemampuan non teknis yang mumpuni.

Soft skills atau kemampuan non teknis dapat dilatih di sekolah, komunitas, maupun lembaga pendidikan non formal. Contoh pendidikan non formal antara lain kegiatan holiday camp, kursus public speaking, dan sebagainya.

Lebih lanjut, berikut 5 karakter siswa Kurikulum Merdeka yang menjadi prioritas dalam Gerakan Penguatan dan Pendidikan Karakter (PPK):

1. Religius

Religius merupakan salah satu karakter utama yang ditekankan dalam Kurikulum Merdeka. Karakter ini tidak hanya mencakup aspek beragama, tetapi juga menggali kedalaman spiritual serta nilai-nilai moral yang terkandung dalam berbagai kepercayaan dan agama. 

Pentingnya pendidikan moral menjadi landasan yang tak terbantahkan. Seiring dengan pengembangan intelektual, pengajaran nilai-nilai moral menjadi pondasi utama bagi siswa untuk memahami prinsip-prinsip etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari. 

Berikut adalah beberapa aspek penting yang terkait dengan karakter religius dalam Kurikulum Merdeka Belajar:

  • Pendidikan Nilai-Nilai Agama

Dalam Kurikulum Merdeka, pendidikan agama menjadi inti dari karakter religius. Siswa diperkenalkan dengan nilai-nilai agama yang dianutnya, seperti kejujuran, kasih sayang, dan toleransi, melalui pembelajaran yang terstruktur.

  • Penghayatan Dimensi Spiritual

Siswa didorong untuk menghayati dimensi spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Melalui praktik seperti meditasi, doa, atau ritual keagamaan lainnya, mereka memperkuat hubungan dengan Tuhan.

  • Penerapan Nilai-Nilai Agama dalam Kehidupan Sehari-hari

Karakter religius tidak hanya berhenti pada pemahaman dan penghayatan, tetapi juga dalam penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diajak untuk menerapkan kejujuran, empati, dan kasih sayang dalam interaksi mereka dengan orang lain di sekolah, di rumah, dan di masyarakat.

  • Toleransi Antar Keyakinan

Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk menghargai dan menghormati keanekaragaman keyakinan. Mereka diajarkan untuk memiliki sikap toleransi terhadap agama atau kepercayaan yang berbeda-beda, membangun dialog yang konstruktif antar pemeluk agama untuk memperkuat kerukunan antar umat beragama.

2. Nasionalis

Nasionalisme mengacu pada pengembangan rasa cinta, kebanggaan, dan kesetiaan terhadap negara serta identitas nasional. Karakter nasionalis dalam Kurikulum Merdeka memainkan peran sentral dalam membentuk siswa menjadi individu yang peduli dan bertanggung jawab terhadap bangsanya. 

nasionalis merupakan salah satu karakteristik siswa dalam kurikulum merdeka

Dalam implementasinya di kelas maupun di kehidupan sehari-hari, karakter nasionalis dapat diwujudkan dalam bentuk:

  • Pendidikan Sejarah dan Kebangsaan

Kurikulum Merdeka memberikan penekanan yang kuat pada pembelajaran sejarah dan kebangsaan. Siswa mempelajari peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, seperti perjuangan kemerdekaan, serta tokoh-tokoh yang berperan dalam proses tersebut. 

Siswa juga belajar menghargai warisan budaya dan keanekaragaman yang dimiliki oleh Indonesia. Misalnya, dalam pembelajaran sejarah, siswa memahami pentingnya peristiwa seperti Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

  • Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila

Kurikulum Merdeka membantu siswa memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Siswa mempelajari arti dan implikasi setiap sila Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contohnya, dalam pelajaran kewarganegaraan, siswa dibimbing untuk memahami sila-sila Pancasila seperti keadilan sosial.

  • Semangat Kebangsaan dalam Kegiatan Sekolah

Kurikulum Merdeka mendorong partisipasi aktif siswa dalam kegiatan-kegiatan yang memperkuat semangat kebangsaan. Siswa terlibat dalam upacara bendera, peringatan hari-hari besar nasional, dan kegiatan lain yang memupuk rasa kebersamaan dan identitas nasional. 

  • Kontribusi Sosial dan Kepedulian Terhadap Bangsa

Nasionalisme dalam Kurikulum Merdeka juga mengajarkan siswa untuk peduli terhadap masa depan bangsa. Siswa didorong untuk mengambil bagian dalam kegiatan sosial dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat. Contohnya, siswa dapat terlibat dalam kegiatan pembersihan lingkungan, penggalangan dana untuk korban bencana, atau program-program sosial lainnya.

3. Gotong Royong

Karakter siswa Kurikulum Merdeka yang juga menjadi prioritas adalah gotong royong. Konsep gotong royong bertujuan untuk membentuk siswa menjadi orang yang tidak hanya mandiri secara pribadi, tetapi juga mampu bekerja sama dalam tim dan memahami pentingnya kontribusi aktif terhadap kemajuan bersama. 

Karakter gotong royong ini mencakup:

  • Kerjasama dalam Tim

Gotong royong mengajarkan siswa tentang pentingnya bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Siswa belajar untuk saling mendukung, menghargai perbedaan, dan membangun hubungan yang kuat dalam tim.

  • Tanggung Jawab Kolektif

Gotong royong juga dapat memperkuat rasa tanggung jawab kolektif. Siswa diajarkan untuk memikirkan kepentingan bersama dan berbagi beban serta keberhasilan sebagai satu kesatuan.

  • Keterampilan Komunikasi dan Negosiasi

Gotong royong membantu siswa mengembangkan keterampilan komunikasi dan negosiasi yang efektif. Mereka belajar untuk mendengarkan dengan empati, mengungkapkan ide-ide mereka secara jelas, dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.

  • Empati dan Kepedulian

Gotong royong juga memupuk rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Siswa belajar untuk memahami kebutuhan dan tantangan orang lain, serta siap membantu saat diperlukan.

  • Menghargai Keragaman dan Solidaritas

Gotong royong mengajarkan siswa untuk menghargai keragaman dan memperkuat solidaritas dalam masyarakat. Mereka belajar bahwa keberagaman adalah kekayaan yang harus dijaga dan dihormati, sambil membangun hubungan yang inklusif dan harmonis di antara anggota masyarakat. 

Sebagai contoh, dalam sebuah proyek sekolah, siswa dapat bergotong royong membersihkan lingkungan sekolah, merawat taman, atau mengadakan kegiatan amal bagi yang membutuhkan. Dengan demikian, mereka tidak hanya belajar bekerja sama, tetapi juga mendapatkan kepuasan dalam berkontribusi positif bagi lingkungan mereka.

4. Integritas

Pentingnya soft skills integritas menjadi salah satu prioritas dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Kurikulum Merdeka. Integritas mengacu pada konsistensi antara nilai-nilai yang diyakini dan tindakan yang dilakukan oleh seseorang. 

Integritas sebagai karakter siswa Kurikulum Merdeka membentuk dasar untuk kesetiaan pada prinsip-prinsip kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Karakter ini mencakup nilai-nilai berikut:

  • Konsistensi Nilai dan Tindakan

Integritas menuntut keselarasan antara apa yang dipercayai dan bagaimana seseorang bertindak. Dalam Kurikulum Merdeka, siswa diajarkan untuk menghormati nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan komitmen, serta menerapkan nilai-nilai tersebut dalam setiap aspek kehidupan mereka.

  • Keterbukaan dan Transparansi

Integritas juga mencakup keterbukaan dan transparansi dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Siswa diajarkan untuk berbicara jujur dan terbuka, serta menghindari segala bentuk kecurangan atau manipulasi dalam segala situasi.

  • Kepatuhan pada Aturan dan Etika

Integritas mendorong siswa untuk mematuhi aturan dan etika yang berlaku, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Mereka dipersiapkan untuk menjadi individu yang bertanggung jawab dan menghormati norma-norma yang telah ditetapkan.

terdapat 5 karakteristik siswa dalam kurikulum merdeka

  • Ketegasan dalam Membuat Keputusan

Integritas juga dapat memperkuat ketegasan dalam membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. Mereka diajarkan untuk tidak terpengaruh oleh tekanan dari luar dan mempertahankan integritasnya dalam menghadapi berbagai situasi.

  • Tanggung Jawab

Integritas juga mengajarkan siswa untuk memahami dampak dari setiap tindakan yang mereka lakukan terhadap diri sendiri dan orang lain. Mereka belajar untuk mempertimbangkan nilai-nilai moral dalam setiap keputusan yang mereka ambil, serta memilih tindakan yang mencerminkan integritas pribadi.

5. Mandiri

Karakter siswa Kurikulum Merdeka yang tidak kalah pentingnya yaitu mandiri. Tujuannya adalah untuk membekali siswa dengan keterampilan dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan di berbagai aspek kehidupan.

Penguatan karakter mandiri dapat dilatih melalui aspek-aspek berikut:

  • Pembelajaran Pengelolaan Diri

Kurikulum Merdeka menyediakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengelola waktu, merencanakan tujuan, dan memiliki kebiasaan belajar yang baik. Ini termasuk pembelajaran tentang bagaimana membuat jadwal studi, menetapkan prioritas, dan mengelola tugas-tugas dengan efisien.

  • Inisiatif dan Tanggung Jawab

Karakter mandiri juga menekankan pentingnya mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas tindakan. Siswa diajarkan untuk tidak bergantung pada bimbingan eksternal dalam setiap langkah yang mereka ambil, tetapi untuk mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri.

  • Kemandirian Sosial

Siswa juga diajarkan untuk menjadi mandiri secara sosial, artinya mereka mampu bekerja sama dengan orang lain tanpa bergantung terlalu banyak pada bantuan atau arahan dari orang lain. Mereka belajar untuk menghargai kolaborasi dan kontribusi dalam kerja tim.

  • Kemampuan Mengelola Keuangan

Bagian dari karakter mandiri adalah kemampuan untuk mengelola keuangan sendiri. Siswa diajarkan tentang pentingnya merencanakan anggaran, menabung, dan membuat keputusan keuangan yang bijaksana.

Selain di sekolah, melatih 5 karakter siswa Kurikulum Merdeka juga dapat dilakukan melalui pendidikan non formal. Contoh pendidikan non formal meliputi program kewirausahaan, kegiatan sukarelawan, kursus luar sekolah, klub diskusi, dan sebagainya.

Siswa dapat mengasah keterampilan berpikir kritis serta mendalami nilai-nilai kebangsaan dan religius melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah. Sehingga karakter siswa dapat terbentuk secara menyeluruh, baik di dalam maupun luar lingkup pembelajaran formal di sekolah.

 

Baca Juga Artikel Lainnya