10 Permainan Tradisional untuk Anak dan 7 Manfaat Permainan Tradisional

5 Februari 2025|Artikel|Bagikan :

Permainan tradisional adalah kekayaan budaya yang telah diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian penting dalam kehidupan anak-anak di berbagai daerah. Menurut James Danandjaja (1987), pengertian permainan tradisional adalah bentuk permainan anak-anak yang beredar secara lisan dalam komunitas tertentu, memiliki berbagai variasi, serta diwarisi dari generasi ke generasi tanpa diketahui penciptanya secara pasti.

Permainan tradisional pada umumnya masih menggunakan peralatan sederhana, tetapi kaya akan nilai edukatif dan sosial. Indonesia sendiri memiliki jenis permainan tradisional terbanyak di dunia yakni mencapai 2.600 jenis permainan berdasarkan data Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia.

Manfaat permainan tradisional lebih dari sekadar sarana hiburan, tetapi juga mengasah keterampilan sosial, kognitif, dan motorik. Oleh karenanya, bermain permainan tradisional sangat penting, terutama bagi anak-anak. Menurut WHO, anak-anak merupakan individu berusia 6–12 tahun yang mulai mengenal dan aktif berpartisipasi dalam berbagai bentuk permainan, termasuk permainan tradisional yang berbasis interaksi langsung. 

Meskipun permainan tradisional memiliki nilai budaya yang tinggi, minat terhadapnya mengalami pergeseran di era modern ini. Survei yang dilakukan oleh Traditional Games Returns Community bersama U-Report Indonesia (2017) menunjukkan bahwa 68% responden lebih menyukai permainan tradisional karena mampu melatih kekompakan dan melestarikan budaya. Namun, hanya 18% anak yang bermain setiap hari, sementara 55% baru terlibat ketika ada kegiatan khusus. 

Di sisi lain, 32% responden lebih tertarik pada permainan digital karena kemudahan akses dan daya tarik teknologi. Statistik ini mencerminkan bahwa permainan tradisional masih diminati, tetapi kurangnya intensitas bermain menjadi tantangan dalam melestarikannya.

Selain itu, perbedaan persepsi mengenai gender yang cocok memainkan permainan tertentu juga mempengaruhi partisipasi anak-anak dalam permainan tradisional. Berdasarkan survei komunitas Traditional Games Returns (2019), 81% responden beranggapan bahwa permainan kelereng lebih cocok dimainkan oleh laki-laki. Hal serupa terjadi pada permainan layang-layang, di mana 82% responden menyatakan bahwa permainan ini lebih dominan dimainkan oleh laki-laki. 

Pandangan ini menunjukkan bahwa stereotip gender masih melekat dalam kebiasaan bermain anak. Padahal pada dasarnya permainan tradisional dapat dinikmati oleh semua anak tanpa memandang jenis kelamin.

Terlepas dari perubahan tren permainan karena pengaruh teknologi dan stereotip gender, permainan tradisional tetap memberikan banyak manfaat bagi perkembangan anak. Di tengah maraknya permainan digital, upaya untuk mempertahankan permainan tradisional terus dilakukan, seperti melalui festival dan kegiatan edukasi di masyarakat. 

permainana tradisional bagi anak sangat menyenangkan

Bagaimana cara agar permainan tradisional tetap menjadi bagian dari kehidupan anak-anak di era modern? Kita perlu memahami manfaat permainan tradisional dan jenis-jenisnya agar bisa mengajak anak-anak bermain setiap hari. 

7 Manfaat Permainan Tradisional

Di era modern yang serba digital, permainan tradisional menghadapi tantangan besar untuk tetap lestari. Banyak anak lebih akrab dengan layar gawai dibandingkan ruang terbuka tempat anak-anak harusnya berlari dan bermain bersama teman-teman. 

Dari desa hingga perkotaan, permainan tradisional pernah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Namun, seiring berjalannya waktu, eksistensinya semakin memudar, tergeser oleh tren baru yang lebih menarik perhatian generasi muda.

Padahal, manfaat permainan tradisional sangat penting bagi perkembangan anak-anak maupun sebagai identitas budaya bangsa. Berikut beberapa manfaat permainan tradisional:

1. Menjaga Identitas Budaya dan Warisan Leluhur

Permainan tradisional adalah salah satu bentuk kekayaan budaya yang mencerminkan sejarah, nilai-nilai, dan kebiasaan masyarakat setempat. Setiap permainan yang diwariskan turun-temurun mengandung filosofi mendalam yang mengajarkan kebersamaan, strategi, dan disiplin. Melestarikan permainan ini berarti menjaga warisan nenek moyang agar tidak punah tergerus zaman. 

2. Melatih Keterampilan Sosial dan Sportivitas

Permainan tradisional mengharuskan interaksi langsung dengan teman sebaya, baik dalam tim maupun sebagai lawan bermain. Anak-anak belajar bagaimana bekerja sama, berkomunikasi, serta memahami aturan dan konsekuensi dari setiap tindakan. Nilai sportivitas juga tertanam, di mana mereka diajarkan untuk menerima kekalahan dengan lapang dada dan menghargai kemenangan tanpa sikap sombong. 

3, Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Motorik

Sebagian besar permainan tradisional melibatkan gerakan tubuh yang aktif, seperti berlari, melompat, atau menyeimbangkan badan. Manfaat main engklek, misalnya, terletak pada kemampuannya melatih keseimbangan, kelincahan, serta koordinasi mata dan kaki. Aktivitas fisik ini tidak hanya meningkatkan kebugaran, tetapi juga membantu perkembangan motorik anak yang sangat penting untuk pertumbuhan optimal mereka.

4. Mengasah Kecerdasan dan Kemampuan Berpikir Strategis

Tidak hanya melatih fisik, permainan tradisional juga merangsang kecerdasan anak melalui perencanaan dan strategi. Sebagai contoh manfaat main congklak yang terletak pada kemampuan berpikir logis serta melatih daya ingat dalam menghitung biji congklak untuk mencapai kemenangan. 

5. Mengelola Emosi dan Meningkatkan Ketahanan Mental

Bermain bukan hanya soal kesenangan, tetapi juga pembelajaran emosional. Dalam permainan, anak-anak menghadapi tantangan, menang, dan kalah yang semuanya melatih mereka untuk mengelola emosi dengan lebih baik. Ketika kalah, mereka belajar untuk bersabar dan mencoba lagi tanpa menyerah. Sebaliknya, ketika menang, mereka diajarkan untuk tetap rendah hati. 

6. Meningkatkan Kreativitas dan Imajinasi

Tanpa ketergantungan pada teknologi canggih, permainan tradisional memanfaatkan alat-alat sederhana yang sering kali dibuat sendiri oleh anak-anak. Hal ini mendorong mereka untuk berpikir kreatif dan menemukan cara baru dalam bermain. 

Misalnya dalam permainan layang-layang, anak-anak dapat bereksperimen dengan berbagai bentuk dan bahan agar layangannya terbang lebih tinggi. Proses ini mengajarkan inovasi serta keterampilan tangan yang dapat berguna di berbagai aspek kehidupan.

7. Menyeimbangkan Pengaruh Teknologi dan Tradisi

Di era digital, anak-anak cenderung lebih sering bermain dengan gawai daripada bergerak aktif di luar rumah. Manfaat permainan tradisional di antaranya untuk menyeimbangkan kecanduan teknologi dengan aktivitas fisik dan sosial. Hal ini membantu mereka tetap terhubung dengan lingkungan sekitar dan mengurangi ketergantungan terhadap perangkat digital yang berlebihan.

10 Macam Permainan Tradisional

Setiap permainan memiliki keunikan dalam cara bermain, filosofi, serta manfaat yang melatih keterampilan fisik dan mental. Meski semakin jarang dimainkan di era digital, permainan ini tetap relevan sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan. 

Berikut 10 macam permainan tradisional yang kaya akan nilai budaya dan manfaat bagi perkembangan anak.

1. Engklek

Engklek adalah permainan lompat satu kaki di atas pola kotak yang digambar di tanah. Berasal dari Jawa, permainan ini dikenal dengan berbagai nama di daerah lain seperti Setatak di Riau, Tejek-tejekan di Jambi, dan Marsitekka di Batak. Pemain harus melempar batu ke kotak tertentu dan melompat dengan satu kaki melewati kotak-kotak tersebut sesuai aturan yang berlaku.

Manfaat main engklek tidak hanya menghibur, tetapi juga melatih keseimbangan, koordinasi tubuh, dan ketangkasan. Manfaat main engklek lainnya mencakup peningkatan konsentrasi serta ketahanan fisik, karena pemain harus menjaga keseimbangan agar tidak jatuh atau menginjak garis.

2. Congklak

Congklak adalah permainan strategi yang dimainkan oleh dua orang menggunakan papan berlubang dan 98 biji congklak. Papan congklak memiliki 16 lubang, dengan 14 lubang kecil sebagai tempat menaruh biji dan 2 lubang besar sebagai tempat mengumpulkan biji hasil permainan. Pemain bergiliran mengambil biji dari satu lubang kecil dan menyebarkannya ke lubang lain searah jarum jam.

Manfaat main congklak bisa untuk mengasah strategi, perhitungan, serta sportivitas dalam bermain. Manfaat main congklak juga dapat meningkatkan kecerdasan logis-matematis, kesabaran, serta kemampuan berpikir taktis. Selain itu, permainan ini juga mempererat interaksi sosial antar pemain.

3. Bakiak

Bakiak berasal dari Sumatera Barat dan dimainkan menggunakan sandal kayu panjang yang dapat digunakan oleh beberapa orang sekaligus. Para pemain harus berjalan dengan ritme yang sama agar tidak jatuh, sehingga keseimbangan dan kekompakan menjadi kunci utama dalam permainan ini. Biasanya, bakiak dimainkan dalam perlombaan, terutama saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Permainan Bakiak dapat melatih koordinasi tubuh, keseimbangan, serta kerja sama tim. Selain itu, bakiak juga mengajarkan kesabaran dan komunikasi yang baik antar pemain, karena setiap gerakan harus dilakukan secara bersamaan agar tim bisa melangkah maju dengan stabil.

4. Benteng

Benteng adalah permainan kejar-kejaran antar dua tim yang berusaha merebut markas lawan. Setiap tim memiliki markas sendiri, biasanya berupa tiang atau batu sebagai tempat perlindungan. Pemain yang keluar dari markas harus menghindari sentuhan lawan agar tidak “tertangkap” dan dinyatakan keluar dari permainan.

Selain mengandalkan kecepatan dan ketangkasan, permainan ini juga menuntut strategi dalam mengatur posisi pemain. Benteng mengajarkan pentingnya kerja sama tim, keberanian, serta kecerdikan dalam menyusun strategi untuk menyerang dan bertahan.

5. Gasing

Gasing merupakan permainan tradisional yang sudah ada sejak zaman kuno dan dimainkan dengan cara memutar kayu berbentuk kerucut menggunakan tali. Setiap daerah memiliki teknik unik dalam memainkannya dengan tujuan agar gasing berputar paling lama tanpa keluar dari arena. Kayu yang digunakan biasanya keras, seperti kayu besi atau pelawan, agar gasing lebih stabil saat berputar.

Selain mengasah keterampilan motorik dan koordinasi tangan, permainan gasing memiliki filosofi keseimbangan hidup. Gasing yang berputar stabil melambangkan keseimbangan dalam kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman, permainan tradisional kerap dimodifikasi dengan desain lebih modern dan menarik.

menghabiskan masa kecil dengan bermain permainan tradisional bersama sangatlah menyenangkan dan dibutuhkan oleh anak

6. Ular Naga

Ular Naga dimainkan secara berkelompok dengan membentuk barisan panjang dan berjalan melewati dua pemain yang membuat “gerbang” dengan tangan mereka. Sambil bergerak, pemain menyanyikan lagu khas permainan ini. Setelah beberapa putaran, salah satu pemain ditangkap dan harus memilih bergabung ke salah satu tim.

Permainan ini mengajarkan strategi, kerja sama, dan keberanian dalam mengambil keputusan. Filosofinya menggambarkan perjalanan hidup yang penuh tantangan dan pilihan. Permainan ini juga menjadi sarana interaksi sosial yang menyenangkan dan mempererat hubungan antar pemain.

7. Egrang

Egrang menggunakan dua batang bambu dengan pijakan kaki yang dimainkan dengan cara melangkah sambil menjaga keseimbangan. Permainan ini membutuhkan keterampilan motorik tinggi, ketekunan, dan keberanian agar pemain tidak jatuh saat melangkah. Egrang dikenal di berbagai daerah dengan nama berbeda, seperti Jangkungan di Jawa dan Batungkau di Kalimantan.

Manfaat permainan tradisional ini mencakup peningkatan keseimbangan, konsentrasi, dan keberanian dalam menghadapi tantangan. Filosofinya mengajarkan pentingnya keteguhan hati dan keyakinan dalam mengambil langkah dalam kehidupan, seperti pemain yang harus percaya diri saat berjalan di atas egrang.

8. Kucing-Kucingan

Kucing-Kucingan adalah permainan kejar-kejaran antara pemain yang berperan sebagai kucing dan tikus. Pemain lain membentuk lingkaran untuk membantu tikus menghindari tangkapan kucing. Tikus yang jongkok tidak bisa ditangkap, sehingga strategi dan kerja sama sangat diperlukan dalam permainan ini.

Permainan ini melatih kelincahan, kecepatan berpikir, dan kemampuan berstrategi. Ini mengajarkan tentang keberanian dalam menghadapi tantangan serta pentingnya solidaritas dalam kelompok, karena pemain dalam lingkaran bisa membantu atau menghalangi pergerakan kucing dan tikus.

9. Bola Bekel

Bola Bekel dimainkan dengan melambungkan bola karet dan mengambil biji bekel satu per satu sesuai aturan. Setiap tahap memiliki tingkat kesulitan yang meningkat, sehingga pemain harus memiliki keterampilan tangan yang baik dan koordinasi yang tepat. Biasanya, permainan ini lebih populer di kalangan anak perempuan.

Permainan bola bekel dapat melatih konsentrasi, refleks, dan ketangkasan motorik halus. Permainan ini mengajarkan kesabaran serta ketelitian, karena pemain harus menyusun strategi agar tidak gagal dalam mengambil biji bekel.

10. Petak Umpet

Petak Umpet dimainkan dengan satu pemain menjadi pencari sementara pemain lain bersembunyi di berbagai tempat. Pencari harus menemukan pemain yang bersembunyi satu per satu, dan yang pertama ditemukan akan menjadi pencari pada ronde berikutnya.

Sebagai salah satu dari 10 macam permainan tradisional yang masih populer, Petak Umpet mengajarkan strategi dan ketajaman observasi. Selain itu, permainan ini melatih kesabaran serta interaksi sosial, karena pemain harus berpikir cerdas dalam memilih tempat persembunyian terbaik.

Permainan tradisional adalah bagian dari identitas budaya yang patut kita jaga agar tidak tergerus oleh zaman. Untuk melestarikannya, kita bisa mengenalkan permainan ini kepada anak-anak, mengadakan lomba di lingkungan sekitar, atau memasukkannya dalam kegiatan sekolah. 

Selain itu, berbagi pengalaman bermain di media sosial juga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan ini. Dengan terus memainkannya dan mengajarkannya kepada generasi berikutnya, kita memastikan bahwa nilai-nilai kebersamaan, sportivitas, dan kreativitas yang terkandung di dalam permainan tradisional tetap lestari. Selain itu juga menjadi alternatif kegiatan pengganti gadget bagi anak.